*Norak
Norak itu adalah kita bersedia pulang jam 2 dini hari habis nonton konser K-Pop, artis barat, dangdut, dsbgnya, tapi shalat tahajud nggak bisa. Duh, bahkan shalat Isya yang gampang juga tidak bisa. Kita bahkan bela2in maksa ngeluarin duit untuk perkara ini. Ngambek, merajuk, bahkan mencuri, menipu juga dijabanin. Jejeritan kayak orang gila saat konser berlangsung.
Norak itu adalah kita hafal mati personil boyband, girlband, band2 LN, hafal sehafal2nya, pas ditanya siapa khulafaur rasyidin, tidak tahu. Apalagi ditanya siapa saja sahabat2 Nabi, lebih tidak tahu. Ada berapa mazhab, apa itu perawi hadist. Mbuh. Padahal sebaliknya, kita pasang poster, foto profile idola kita, tergila2 sekali.
Norak itu adalah kita bersedia berjam-jam nonton Drama Korea, serial2 barat, youtube, dll, tapi nonton pengajian (baik di masjid, maupun streaming), kita nggak mau. Apalagi kalau sampai belajar ngaji seriusan, lebih nggak mau lagi. Berjam-jam nonton, kalikan 365 hari, boleh jadi sudah belasan ribu kita nonton, dapat ilmunya? Nambah pengetahuan kita?
Dan lebih norak lagi, saat datang orang lain menasihati perkara ini, bukannya kita dengarkan dan berterima-kasih sudah ada yg mengingatkan, kita penuh argumen ngeles sana-sini. Kita tertawakan, kita marahin, bila perlu maki2, dsbgnya.
Duh, dek, hidup ini memang bukan masalah sok alim, sok paling suci. Bukan. Tapi ketahuilah batas2nya. Setidaknya, ketahuilah, saat hidup kita terbanting dalam sekali, besok2 ada masalah hidup, catat baik2: idola kita itu kagak bakalan nolongin kita. Apa yang menolong kita? Bersimpuh nangis manggil Tuhan. Pemahaman2 terbaik. Nasihat2 terbaik--yg boleh jadi dulu amat kita benci, kita anggap munafik. Itulah yg akhirnya bisa menerangi gelapnya hidup kita.
*Tere Liye
Tidak ada komentar:
Posting Komentar