Harga Mahal dari Sebuah Keantengan
Siapa yang anak balitanya anteeeng sekali jika berada di depan TV? HP? laptop? dan screen lainnya? Okey..hampir seluruhnya pasti menjawab "anak saya." Ya gak Buuuk? Paaak?
Namun, sadarkah kita bahwa ada harga mahal yang harus kita bayar dari sebuah keantengan tersebut?
"Yaaa..ga juga sih Mba, kan saya kasihnya film2 yg bermanfaat. Video dengerin orang ngaji. Games pengenalan Hijaiyah, warna, ABC, dan angka. Jadi insyaAllah bermanfaat. Ya kan, Mba?"
Alhamdulillah..bagi para orangtua yg telah memperhatikan KONTEN apa yg ditonton dan dimainkan anak2nya pd screen. Bagi yg belum memperhatikan konten, mari kita bertobat bersama-sama! Bukankah kadang kita berujar "kok anakku jadi suka mukul, ya?" atau "kok anakku jadi suka ngomong gitu sih?" Nahh..kalau memang lingkungan sekitarnya tak melakukan demikian, ada baiknya jika kita cek tontonan anak-anak kita. Jangan2 tontonan dari video/TV serta karakter gameslah yg menjadi 'guru' anak2 kita selama ini. 😓
Namun Paaak-Buuuk, jangan lupa utk tetap memperhatikan DURASI. Konten yg baik namun durasinya terlalu panjang pun akan memiliki efek negatif. AAP (American Academy of Pediatrics) menyarankan anak usia 2-5 tahun maksimal 1 jam/hari terpapar screen, inipun dengan pendampingan penuh orang dewasa. Bukan untuk keantengan agar ibuknye bebas masak atau jualan onlen. *ehh curcol 😜
Bapak-ibuk..banyak sekali di antara balita kita, terutama batita, yang akan menangis saat screennya kita ambil. Mengapa? Sebab usia batita belum mampu meregulasi dirinya sendiri dengan baik seperti orang dewasa. Jika telah asyik, mereka belum mampu mengontrol dirinya sendiri utk beralih ke aktivitas lainnya, sebab emosi dan pemikirannya belum matang. Inilah mengapa banyak ibu yg usia anaknya under 2y bertanya pd saya "Bagaimana ya Mba caranya melepas ketergantungan gadget pd anak? Soalnya anak saya kalau saya lihat HP pasti langsung minta dan tantrum kalau saya ambil." Jawaban saya sih sederhana aja "Coba Mba jangan perlihatkan HP sama sekali di depan anak 1y, Mba." Daan..bye bye tantrum deh saat ibunya benar-benar melakukan hal tersebut. 😅 Ada masanya anak-anak kita berkenalan dengan HP, InsyaAllah.
Selain menjadikan anak kecanduan, harga mahal yg harus dibayar dari keantengan ini ialah masalah sensori anak. Hal yg mungkin tak terlihat saat ini, namun bisa terjadi beberapa tahun kemudian. Anak-anak yg sedikit bergerak dan hanya duduk diam sepanjang hari dapat menimbulkan "masalah" di kemudian hari. Sejatinya, integrasi sensori seorang anak harus berkembang dengan baik. Ada 7 indra yang harus dikembangkan, distimulasi di masa kecil mereka, sejak mereka bayi. Yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, peraba, juga indra vestibular dan proprioseptif. Integrasi sensori ini menjadi pondasi dasar bagi perkembangan kemampuan berikutnya.
Seorang guru di sebuah SD menyatakan bahwa muridnya sulit sekali untuk fokus. Tahukah? ternyata hal tersebut berkaitan dengan integrasi sensorinya yg tak optimal. Ia 'diterapi' dengan kegiatan berjalan di garis lurus, berjalan di titian, berjalan sambil membawa air, menuang air dari satu botol ke botol lainnya, dan kegiatan lain yg mampu meningkatkan fokus dan konsentrasinya. Sepele banget Mba kegiatannya? Iyesss..kelihatannya memang sepele. Namun ternyata, banyak "hikmah" dr kegiatan2 sepele tersebut, bukan? 😊
Ahh..Pak, Buk, bukankah dengan hanya bermain screen balita kita akan banyak DIAM? Duduuuk saja seharian di depan screen. Tak bersuara. Tak memperhatikan orang lain. Tak peduli sekitar. Tak ingat makan. Bahkan, dipanggilpun tak menoleh. Fokusnya hanya pd layar kaca yg ia lihat.
Adakah kita peduli dengan kesehatan matanya? Adakah kita peduli dengan keterampilan motoriknya? Dengan perkembangan sensorinya yg kelak akan berpengaruh dalam hidupnya? Adakah kita peduli dengan keterampilan sosialnya? Dengan empatinya pada orang lain dan sekitar?
Daan..bukankah sedari kecil kita seharusnya menanamkan pada si kecil bahwa waktu harus dipergunakan untuk hal-hal positif dan bermakna. Jangan pernah menyia-nyiakan waktu. Jangan berlebih-lebihan.
Pak-Buk, memang benar saat ini zaman telah berkembang. Tak mungkin anak kita tak mengenal teknologi. Sebab, perkembangan teknologi pun memiliki banyak manfaat bagi manusia. Yang sama-sama perlu kita renungkan kembali ialah dampak positif dan negatifnya pd anak-anak kita. Seberapa besar manfaat yg anak-anak kita dapatkan saat mereka berada bersama screen? Jangan sampai mudhorotnya lbh banyak drpd manfaatnya.
Jangan sampai keantengan mereka membuat kita rugi di masa depan. Jangan sampai keantengan tersebut hanya karena kemalasan kita utk merapikan rumah saat mereka bermain yg lain. Jangan sampai keantengan mereka terjadi hanya karena kekurangaktifan kita mengasuh dan mendidik mereka. Tak berupaya sungguh-sungguh untuk memberikan variasi kegiatan yg mampu menstimulasi tiap aspek perkembangan mereka.
Jika kita senantiasa meluruskan niat bahwasanya mendidik anak-anak ialah ibadah, insyaAllah akan lebih ikhlas dalam menjalaninya dan berupaya melakukan yg terbaik untuk mereka. Sekarang! sebelum terlambat. Mari, kita sama2 mengasuh dan mendidik anak2 kita dengan sabar dan sadar 😙
@juliasarahrangkuti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar