Sabtu, 22 Juli 2017

penderitaan

If only we can see how the universe works...
Kita akan berhenti saling membenci dan menyalahkan pihak lain sebagai sumber penderitaan kita.
Saat kukatakan pada'nya' kalau sumber penderitaan itu dari dalam diri sendiri, aku dikatai, "Dasar korban agama! Omong kosong!"
Segala hal kucoba jelaskan agar dia paham, tapi pada saat penjelasan berubah jadi perdebatan (bukan diskusi) aku cuma bisa mengangkat bahu dan melangkah pergi.
*
How do I know kalau penderitaan itu datang dari DALAM ???
*
KARENA AKU MENGALAMINYA SEBAGAI - YANG MENDERITA -
*
Saat aku masih kerja sebagai waitress sebuan cafe, aku selalu berusaha utk kerja dengan senyuuuumm (cheeesee)
Tapi selain karena kerjaan 'merangkap' bukan cuma waitress tapi juga kasir, koki, dan cuci piring (dimanapun diperlukan) dan kadang ketemu pelanggan yg seenaknya, aku jadi membentuk semacam perlindungan dan bersikap cenderung 'jaga2' pada pelanggan selanjutnya.
Belum lagi, pulang kerja, aku masih harus kuliah, pulang kuliah jaga anak, dan menjalani malam FULL DRAMA - Babang Gak Pulang, Beibeh... Babang Ngabisin Uang, Beibeh... -
*
Senyum jadi mudah pudar dari wajahku.
Kenangan dibentak, direndahkan, disalahkan, dan dianiaya, membuatku menjadi sosok pemurung yg defensif.
Meniru sikap lingkungan secara random 'baik buruk semua ditiru tanpa sengaja'
Aku jadi sulit memutuskan harus gimana dalam bersikap??
*
Sampai suatu hari, aku bertengkar hebat dengan Mom.
Dan itu pertama kalinya seumur hidup aku sampai ngamuk, banting barang, dan melukai diri sendiri.
Mom yg shock dg reaksiku, cuma bisa menangis dan mengadu ke Daddy.
*
Di dalam kamar, aku sibuk mengumpat dan merasa Dunia Ini Kurang Ajar Sekali.
Aku dilahirkan sepaket dengan penderitaan dan drama jet coaster yg pelakonnya semua setan!
Aku berharap utk mati.
Aku berharap tak ada lagi mereka dan dunia ini.
Yg merendahkan, melukai, dan memutilasi hak hidupku utk bahagia.
Aku mulai mencari benda tajam atau apa saja yg bisa membuatku mati saat itu juga. Sayangnya, aku terkunci di kamar. Sayang atau untung yah? Eh?
*
Lalu samar2 terdengar suara Daddy, "Dia lagi menderita, Yang.. Biasanya dia kan anak yg baik."
*
Freeze.
Aku berhenti menendang dinding dan memukul2 diriku sendiri.
Tangisan yg meraung menjadi ringan jadi isakan biasa. Menyesal.
Ingin aku menghambur keluar memeluk Daddy dan kurasa memang itulah yg terbaik.. aku hanya butuh disayang. Aku cuma ga tau gimana cara mendapatkannya.
*
Sejak itu, aku memandang dunia ini dengan jurus lain yg aneh (bagiku)
Kalau aku bisa merasakan kegilaan ini, org lain pun mesti begitu juga.
*
Syukur.
Aku masi memiliki telinga utk mendengar sehingga nurani dan logika masih memiliki media utk terbuka.
Bagi mereka yg memutuskan utk bunuh diri, ada sesuatu yg tak bisa lagi hadapi.
Banyak faktornya. Aku tahu.
Rasa malu, rasa kesepian, rasa tak berharga, semua rasa terjelek di dunia, jadi satu.
*
Tapi ucapan Daddy kala itu membuatku sadar.
Biasanya aku ngga begini. Ini bukan diriku. Ini bukan cara mendapatkan rasa sayang yg kumau.
Dan pada org yg berbuat kasar, merendahkanku, menyepelekan aku ke depannya,
Aku iba.
*
Seberat apa hari2nya sampai mereka memutuskan utk menjadi orang yg seburuk itu.
Sampai abai dengan rasa malu dan berteriak2 di depan orang.
Dia pikir dia dianggap jagoan, tapi dari pandangan orang2, yg jago adalah aku yg dibentak2 tapi masih bisa sabar.
Aku hanya berjalan meninggalkan kalau sudah ga tahan.
Karena yg bermasalah dengan dirinya itu, yg membuat dia marah itu, adalah konsep2 dalam otaknya sendiri.
Kalau tanggung jawabku sudah selesai, ya sudah.
*
Belakangan, aku dapat nasehat dari seorang teman yg kusimpulkan seperti ini;
Prof Dadang Hawari yg khusus menangani pengguna narkoba berpesan:
Bagi siapa saja yg berdekatan dg pecandu narkoba dan menjadi pelaku kekerasan (verbal maupun fisik), saran sy adalah : Tinggalkan dan selamatkan diri Anda..
*
Kalau dia bukan pecandu dan masih mau berubah, artinya masih ada harapan lah..
Nah, aku kan bukan pecandu..
Setelah aku menemukan kiat2 bahagia dalam diri, aku sudah bereaksi dengan cara yg jauh dr konflik.
Tidak menderita lagi di dalam diri
*
Gitu..
sumber Michelle

Tidak ada komentar:

Posting Komentar