Jumat, 30 Juni 2017

Talenta dan Waktu

copyright Michelle Jonny

Sebenarnya, sebelum jaman FB, Miselle (belum plus Jonny) sudah ngeHitz offline, karena orang2 berpikir bahwa talentaku tidak biasa. Awalnya saya pun ngga ngerti, apa yg kulihat dan kurasa.
Namun, pelan2 waktu membuatku menyadarinya.

Talenta ibarat 2 mata pedang.
Bisa menjadi anugerah, bisa menjadi masalah. Tergantung bagaimana kita menyikapinya.
Bila ia adalah anugerah, seharusnya ia membuat kita bahagia -- kita mampu memanfaatkannya
Namun, bila talenta ini yg memanfaatkan kita, akhirnya banyak waktu yg sia2 hanya utk hal2 gak berguna.

Di suatu titik, saya sosok yg terpelajar dan menganggap mistik is bullshit, menolak kehadiran talenta yg ada dalam diri saya. Segala seminar yg bertolak belakang dengan apa yg saya alami, saya ikut.
Namun, setiap menyelesaikan seminar, saya merasa ngga nyaman.

Gimana mau nyaman, wong di dalam saya merasa terus 'kesindir' dan kayaknya mesti cepet cari RSJ terdekat. Terus terang, saya malu dan terbebani dengan predikat 'dukun' seperti yg orang2 kenal.
Kesurupan, rejeki seret, keluarga bermasalah, cari saya. Padahal saya takut.
😝😝😝😝😝😝

Saya merasa, pasti ada yg bisa dijelaskan secara ilmiah (dan akhirnya benar saya paham sendiri sekarang) -- ngga mungkin aku balik2 lagi ke jaman nyembah batu dan pohon, kan?
😂😂😂😂😂😂

Guruku menasehati, "Apapun yg muncul dalam pikiran saat kamu sadar, apakah itu vision, apakah itu ilusi, renungkan:
1. Apakah ini bila diungkapkan, membebaskan seseorang dari keserakahan, kebencian, dan kesombongan?
Bila tidak, lupakan.

2. Apakah ini penting sekali dan tanpa kamu ungkap, dia bisa menderita?
Kalau iya, segera katakan dengan tegas.

3. Apakah ini menginspirasi dan membuat pikirannya lebih bijaksana?
Kalau tidak, lebih baik diam.

Saat kamu bermeditasi, beda cerita.
Siapapun - apapun yg datang ke dalam pikiran, abaikan. Karena bukan itu tujuan kita meditasi.
Tujuan kita adalah utk mempersiapkan batin agar selalu netral menjalani kehidupan.
Ada yg mati, oke.
Ada yg datang, oke.
Ada yg pergi. Bye.
Life, is just like that.

Sakti. Bisa melintasi waktu, bisa membaca pikiran, untuk apa?
Bikin kamu stress kan malahan? Itu bukan tujuan kita. Biarkan dia berlalu.

Saat kita meditasi, ibaratnya kita ada di dalam mobil menuju ke JAKARTA.
Di sepanjang jalan, kita hanya boleh melihat 'bayangan' dan sesekali menikmati pemandangan, tapi tidak turun dan menunda perjalanan kita ke Jakarta.

Kalau tiap kali liat tukang makanan, tukang jual oleh2, toko2 tas, kita turun dan pecicilan, kapan sampainya?"

Saya pun berhenti bergumul dan tidak mengikuti kelas2 yg sepertinya membuat saya menipu diri sendiri.
Mereka menjelaskan dari sudut pandang mereka. Tentang energi dan bahasa2 keren seperti quantum, vortex, dll. Ada penjelasannya memang, but they're not walking in my shoes.
They might never seen what i've seen.
We are all human -- never stop processing dan cara berproses itu beda2.

Akhirnya sungguh, jalan keluarnya saya temukan hanya dengan meditasi.
Apa yg saya alami (bukan cuma lihat dan dengar dari org) saya catat. Saya rumuskan.

Dan ada beberapa kode persamaan dari beberapa fenomena. Ini bisa diaplikasikan ke banyak sekali bidang. Tak perlu agama, doa, atau mantra.
Dengan kehadiran Guru Modern seperti Pak Profesor Pembimbing, vision and science bisa menjadi sesuatu yg lebih bermanfaat tanpa menguras waktu dan tenaga saya.
Bisa jadi lebih canggih dan mengikuti jaman tanpa meninggalkan essensi alaminya.

Salah satunya produk2 Sagha dan perekrutan Distributornya.
Saya tidak berhati2. Saya hanya menghargai setiap jodoh yg saya pilih utk masuk bersama kami.

Talenta ini telah menjadi anugerah dan tidak lagi membuatku lelah seperti dulu.
Mematahkan semua mitos, salah satunya: orang berkemampuan khusus tidak bisa menolong dirinya sendiri.

Bisa.
Asal mereka mau memeriksa batinnya dan bukan termanipulasi pujian dari org2 di sekitarnya.
Mereka akan pergi paling duluan saat kamu lelah.

Menyadari setiap orang memiliki lintasan hidup, dan batasan yg mesti dia lampaui sendiri tanpa perlu campur tanganku.
Urusanku adalah memeriksa batinku saja.
Apakah ada benci, serakah, sombong di dalamnya?
Yg datang, oke, terimakasih.
Yg pergi, oke, baibai...

Novel Bintang part 2

“ALI!!!” Aku berteriak saat melihat si biang kerok itu pertama kalinya.

Pagi hari. Sekolah masih sepi. Baru satu-dua murid yang terlihat.

"Ap-pa?" Ali menguap, duduk di kursi. Dilihat dari wajahnya, Ali kurang tidur. Mungkin dia semalam asyik dengan penelitian atau percobaan baru. Ali sibuk mempelajari teknologi Klan Bintang.

Tapi itu tidak menghentikan rasa jengkelku. Aku segera mengeluarkan telepon genggam dari tas. Dengan cepat jemariku mengetuk layar HP, membuka website media sosial yang sering digunakan teman-teman. Mengarahkan HP itu ke wajah Ali.

"INI APA, hah?" Aku berseru ketus.

"Foto." Ali mengangkat bahu, menatapku heran, "Kamu tidak tahu kalau itu foto?"

"Aku tahu ini foto. TAPI Ini foto di kota Zaramaraz, ALI!" Jika saja aku tidak menahan rasa kesalku, sejak tadi sudah kukirim pukulan berdentum ke si biang kerok ini, "Bagaimana mungkin kamu ceroboh memposting foto selfie di depan gedung terbang Kota Zaramaraz di akun medsos. Benda-benda terbang. Kota itu terlihat sekali di belakang. Semua orang akan tahu tentang dunia paralel, itu membahayakan!"

Ali nyengir, menggaruk rambutnya yang acak-acakan, "Tidak akan ada yang tahu itu di kota apa, Ra. Toh, kalaupun ada yang bertanya penasaran, aku akan bilang itu hanya editan. Tidak ada yang punya ide jika di perut bumi ada Klan Bintang."

"ALI!!! Miss Selena melarang kita membicarakan dunia paralel!" Aku meremas jemari gemas, "Dan kamu sekarang santainya pamer foto selfie. Itu melanggar semua peraturan. ITU--"

"Ada apa, Ra?"

Suara Seli menghentikan gerakan tanganku--juga seruan kalimatku. Aku menoleh. Seli masuk ke dalam kelas, meletakkan tas di meja.

"Ali memposting foto selfie di akun medsosnya!" Aku menunjukkan HP. Segera memberitahu.

Seli nyengir. Dia tidak terlihat terkejut melihat foto di layar HP.

"Kamu sudah tahu?" Aku menyelidik Seli.

Ali tertawa kecil, "Bukan hanya sudah tahu. Seli juga ikutan posting foto selfie dunia paralel, Ra. Kamu belum mengecek akun medsos Seli?"

Aku terdiam, menoleh ke arah Ali, menoleh lagi ke arah Seli. Yang semakin lebar menyengir. Apa maksud Ali? Seli juga ikutan? Aku bergegas mengetuk layar HP, dengan cepat membuka home akun medsos Seli.

Astaga?

Lihatlah, Ali benar, Seli ternyata juga memposting foto selfie-nya di Kota Ilios, ibukota Klan Matahari. Tersenyum dengan latar bangunan-bangunan kota berteknologi tinggi.

"Bagaimana.... Bagaimana mungkin?" Aku sungguh tidak percaya menatap Seli.

Seli terlihat menunduk.

"Itu hanya foto, Ra." Ali berkata santai.

"Kalian berdua.... Itu dilarang oleh Miss Selena."

"Miss Selena hanya melarang kita membicarakan dunia paralel, Ra. Dia tidak melarang kita posting selfie."

"Maaf, Ra." Seli menambahkan, "Aku tidak tahan untuk tidak mempostingnya. Foto itu bagus sekali, diambil dengan kamera terbang bola pasir milik Ali. Tapi aku tidak memberi caption apapun. Itu hanya selfie. Hanya kenangan."

Aku mengusap wajah. Tidak percaya, bagaimana mungkin Seli ikut-ikutan seceroboh Ali. Jika Ali yang melakukannya sendirian, itu masuk akal, si biang kerok ini memang suka pamer. Tapi Seli?

"Perutku lapar, kamu mau sarapan bakso di kantin, Sel?" Ali bangkit berdiri, berusaha menghentikan percakapan.

Seli mengangguk. Tanpa menunggu, langsung setuju. Dia jelas tidak mau bertengkar denganku sepagi ini.

"Mau ikut, Ra? Aku yang traktir." Ali beranjak, hendak keluar kelas.

"Kalian harus menghapus foto-foto itu!" Aku berseru ketus sebagai jawabannya.

Ali dan Seli sudah melintasi bingkai pintu kelas. Tidak mendengarkan.

"Hei! Kalian harus hapus segera!!"

Aku menatap kesal. Ditinggal sendirian di kelas

Bisnis Patungan

Mencermati bisnis patungan, jarang sekali yang founder-nya lebih dari 3-4 orang bisa bertahan lama. Dan kebanyakan bubar karena masalah DUIT! Setelah ditelusuri lagi, kebanyakan penyebabnya adalah "harapan tidak sesuai dengan hasil".

"Aku udah investasi besar, tapi hasilnya koq cuma segini?" Sambil melotot..

Nah.., sebelum berinvestasi, mari kita pahami dulu, dan coba berhitung. Misal ada orang patungan usaha, masing2 ngasih modal 100jt. Ada 10 orang. Berarti terkumpul 1 M. Apakah semuanya 1 M itu langsung jadi modal kerja?
Masih harus dikurangi modal-modal investasi alat, tempat, dan yang lain. Sisanya palingan cuma 50-70% nya yang jadi modal kerja. Dan apakah langsung terpakai? Biasanya tidak.. Di awal mungkin masih 10-20% yang terserap, kemudian tumbuh, seiring dengan penguasaan market.

Jika diasumsikan profit bersih 20-25%, udah keitung berapa yang bisa dibagi perbulannya kan? Sangat kecil, apalag8 harus dibagi ke semua pemodal. 20-25% dibagi orang 10, cuma 2-2,5% dari omset..

Tapi harus membangun brand dulu, dan menyiapkan kapasitas produksi, dan lain2.. Dan ini semua butuh waktu, Boss..!
Gak se-simple itu. Hehe..

Klo keuntungan dibagi semua, artinya tidak ada pertumbuhan modal kerja. Tanpa pertumbuhan modal kerja, berarti omset gak akan naik. Padahal peralatan juga punya umur, sewa tempat juga harus jalan argo-nya, gaji karyawan juga gak pake alasan profit belum nutup. Makin tegerus modal kerjanya.

Perusahaan-perusahaan konglomerasi, atau yang sudah sangat besar, hampir tidak pernah membagi devidennya semua. Selalu ada "Laba Ditahan". Untuk apa? Nambah modal kerja, ekspansi, dll..

Jadi, klo mau berpikir sebagai pebisnis, jangan berpikir INSTAN! Apalagi INVESTOR. Hehe..

Jadiii.. Jika Anda ingin menjadi Investor, jadilah investor yang bijak. Percayakan pada ahlinya. Sebaiknya, investasi dilakukan pada bisnis yang sudah jalan dan PROVEN (terbukti)!

Jika Anda seorang pengusaha, sebelum melangkah ke INVESTOR, sisihkan dulu CASH-nya ke: Emas dan Property. Emas untuk cadangan modal kerja di usaha yang sudah berjalan. Minimal sebanyak modal kerja yang Anda butuhkan dalam 1-2 siklus Cash usaha Anada. Yang kedua, Property untuk aset pribadi, jangka panjang, dan colateral/jaminan, jika diperlukan.

Bisnis bukan sulapan.. Sulapan aja pake alat atau trik, plus flying watch (jam terbang)..😂😂

Sumber : Dania Setiabudi

#adminfanspage

Kamis, 29 Juni 2017

Menolong Orang

copyright Michelle Jonny

Suatu hari, dalam sakit hati dan kepahitan yg saya pikir akan bertahan selamanya, saya memutuskan utk tidak membantu orang LAGI. Apa itu kebaikan? Bila selalu dibalas dengan tuba.
Apa itu cinta? Bila akhirnya menderita.
Apa itu sedekah? Bila hanya membuat orang jadi serakah?
... baiklah.. saya ga akan bantu orang lagi.
Ini semua sudah cukup (menyakitkan) and i can't take it no more.

Tapi, suatu hari datang KoJonny yg lugu, pekerja keras, dan memiliki pengalaman yg sama dengan saya. Ia sering disakiti karena cinta. Sebanyak ia membantu, sebanyak itu pula dia kena pahitnya.
Mendadak, paragraf pertama yg saya tulis di atas, hilang ga tau kemana. Hahahahaha...
Berubah menjadi: berhentilah memberikan bantuan, pada orang yg tidak memerlukan.

Akhirnya, bersama KoJonny yg sama2 terluka, kami saling berkaca. Ayo, lanjutkan kebiasaan kita:
MENOLONG SESAMA
Aku ingin dia bahagia, dia ingin aku tertawa. Kami merasa, pertemuan kami mustahil bila kami tidak terlebih dulu menanam kebaikan di masa lalu. Imbalan kami saling menemukan ini, tak ternilai uang dan harta. Tak ada sahabat sejati yg mampu menggantikan kemampuan kami saling mengisi.

Kami sering bercerita tentang orang2 baik yg membantu kami saat kami susah (dan melupakan yg ga terlalu baik) --- kemana mereka sekarang ya?
Padahal, kami belum membalas budi, beberapa sudah hilang bahkan ada yg sudah meninggal.
Paham bagaimana rasanya berada di 'bawah'nya titik NOL. Paham betul, tanpa mereka, tak ada kita hari ini. Saat kami butuh tempat tinggal, mereka memberikan.
Saat kami tak punya makanan, mereka berbagi . Dan kadang juga berbagi uang.
Tak ada satupun yg meminta balasan dari kami.

Jelek betul sifat 'kapok membantu' yg sempat terlintas di otak kami itu.
Mendadak kami merasa buruk dan jahat.

Kenyataannya, saat kita dibantu, beberapa dari mereka ngga sedang berbisnis dg kita. Sepeser pun mereka ngga meminta kita membalasnya. Koq sekarang seenak udelnya kita memutuskan utk kapok dan sakit hati. Padahal mungkin dulu2nya juga kita pernah mengecewakan para pembudi tersebut.

Datang seorang anak magang ke depan pintu kantor. Mencari kerja. Usia 17 tahun.
Ia mau kerja apa saja, yg penting bisa bayar kuliah. Cita2nya tinggi memang; insinyur, Tehnik Sipil.
Aku cerita ke KoJonny, dan setengah menahan tangis, aku katakan padanya melihat anak itu, aku seperti melihatku di masa lalu, 10 tahun lalu. Besar cita2ku ga sebanding dengan uang saku.
Kumohon KoJonny agar memberikan kesempatan 1x saja padanya. Kalau dalam 3 bulan dia mengecewakan atau malas, kita berhentikan saja.

KoJonny menjawab, "Tanpa kamu mohon, sudah pasti kita akan bantu dia. Kalau perlu, kita tanggung kuliahnya."

10 tahun lalu, ada seorang tanpa nama yg memberikanku beasiswa sampai aku lulus sarjana.
Berterimakasih pun aku tak sempat. Aku hanya ingin suatu hari dia menemukan namaku dan tau kalau anak yg dibantunya 10 tahun lalu, kini sudah dewasa, memiliki keluarga, dan memiliki pendapatan dari perushaan yg mampu meneruskan kebaikannya.

Dengan bantuannya sebagai akar, aku memulai hidupku dan segalanya yg ada saat ini.
Karena bantuannya, aku tidak jadi menjual diriku ke rumah bordil dan terbebas dari pandangan sempit akan kedudukanku sebagai perempuan.
Aku tidak luntang lantung di jalan karena aku punya banyak tugas utk dikerjakan.
Tanpa beasiswa itu, apa jadinya aku?

Ingat sekali bagaimana rasanya saat itu, aku ingin membuat sebanyak mungkin anak2 terbebas dari lembah kelam kehidupan. Masa depan itu tidak menyeramkan. Masa depan itu bisa kita ciptakan!
Dan tak ada balas budi yg lebih bernilai selain pay it forward.

"Wah... ini foto anak2 di kampung saya, Bu..," kata anak 17 tahun yg akhirnya bekerja utk saya itu saat melihat foto anak2 asuh yg saya tempel di kulkas.
"Koq tau?" Tanya saya.
"Itu atapnya ciri khas kampung saya," jawabnya.

Dia memang hanya di antara 43 anak yg saya asuh. Dari 43 anak itu, akan jadi apa mereka 10 tahun kemudian, saya ngga tau. Mungkin 10 tahun lalu, saya juga hanya salah satu dari puluhan anak yg diasuh pendermaku yg tak bernama itu.
Tapi, kalau aku saja bisa pay it forward, beberapa dari 43 anak itu pasti juga bisa melakukannya.

Dunia ini akan penuh dengan anak yg dibesarkan oleh rasa terimakasih dan upaya membalas budi.
Ya, bukan saya yg satu2nya bermimpi disini.
Ada 43 calon bersama kami.

"Ayo semangat belajar, 10 tahun lagi, kamu bisa seperti Bapak," ujar saya membalas pujiannya yg mengatakan bahwa KoJonny ganteng dan enak hidupnya.

CASHFLOW

copyright Michelle Jonny

Bagi saya, beramal dan belanja, memiliki fungsi yg kurang lebih sama. Itu hanya sebuah sirkulasi keluar masuknya uang. Bedanya, sepanjang pengalaman saya, apa yg kita keluarkan utk kegiatan beramal (waktu, tenaga, uang) akan kembali sebagai energi berupa kebahagiaan dalam jangka waktu yg cukup lama.

Saat berpikir akan memberi, saya bahagia.
Saat memberi, saya bahagia.
Setelah saya memberi, saya bahagia.
Dan ketika roda berputar, dan saya 'mesti' ada di posisi sebagai 'terbantu' (dalam berbagai kemungkinan, kita ga mungkin ga memerlukan bantuan orang, kan?) -- selalu ada bantuan yg datang tepat waktu.

Beda dengan nilai shopping/belanja. Yg seneng sendiri aja.
Setelah belanja dan barang yg tadinya bernilai (di etalase) menjadi pajangan (di rumah) -- ia kehilangan nilainya. Ia juga tak memiliki energi utk menggerakan 'sesuatu' agar terjadi sebaik2nya pada diri saya ketika posisi saya berada di 'bawah'.

Ya, saya harus menjelaskan serumit ini memang, pada seseorang yg sulit sekali berbagi.
Mereka merasa ga butuh utk berbagi, mereka lebih suka belanja sebagai apresiasi pada kerja keras yg telah dijalani.
Hasilnya? They're living in hollow world.
Mereka terus menggali, dan kebahagiaan nyata -- terasa membingungkan.

Saya tau, banyak sekali seminar jaman sekarang yg menggabungkan antara spiritual dan bisnis.
Klo mau punya banyak duit? Mesti sedekah.
Mereka terus menanamkan sugesti ini, dan MESKI TANPA JAMINAN, banyak org yg ikut caranya.
Pendapat saya tentang ini?
Semua orang akan mendapat ilmu yg sesuai dengan kebutuhannya utk bertumbuh. Bila memang harus terlebih dulu 'feeding' ego dan kerakusannya demi menyentuh keikhlasannya? Why not?

Ga ada 1 metode yg cocok dg semua orang. Dan ga semua orang cocok hanya dengan 1 metode.

Beda banget dengan Reksadana atau properti yg sama2 tanpa jaminan, tapi klo ngga berbunga sesuai harapan, wah,,,
Mencak2 deh investornya. Akhirnya, oleh brokernya, selalu ditekankan 'ini investasi jangka panjang...'

RESIKO DITIPU?
Sama2 ada, lho... dengan beramal, mungkin kita dijebak dan diperdaya orang (tapi selanjutnya kita pasti akan lebih waspada) Dengan invest, bisa juga ditipu.
Yg membedakan, RASANYA, bung...
😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂

Secara naluri, kita mahluk sosial yg tercipta utk berbagi dan saling membantu.
Bisnis dan budaya menumpuk harta, baru2 ini aja ngeTrend.
Bandingkan sekarang, banyakan yg stress gara2 bangkrut, ditipu uangnya, atau rumah tangga kocar kacir gara2 IBU/BAPAK menukar waktunya dengan UANG (sementara keluarga dibangun di atas kasih sayang, bukan cuma uang dan makanan)

Atau banyakan yg stress karena telah banyak membantu orang?

Membantu orang, tidak membebaskan kita dari masalah. Tapi biasanya, org yg kita bantu, membuaf masalah kita terlihat KECIL.

Mengapa kita ngga ikutin fungsi genetik kita sebenarnya?
Kita ngga lahir utk jadi pememang, juara, blablabla seperti yg mereka ceritakan.
Siapa di dunia ini yg mau digembala? Waktu akan memberitahu akan jadi apa kita. Tapi, setelah kita jalan sesuai fungsi genetik kita: mahluk sosial.

Sejarah mengajarkan, populasi kita meningkat bukan karena uang semata. Tapi karena ada begitu banyak orang baik yg mau berusaha demi kepentingan sesama -- banyak yg mati tanpa dikenang --
Mereka melindungi, mengayomi, berbagi apa yg mereka miliki. Mengasah cinta kasih meskipun mungkin saat itu trend kanibal dan hukuman 'kubur/bakar hidup2' menjadi penanda kekuasaan.

Kalau suatu hari di jalan, ada perampok dan kamu sangat terdesak. Pilih nyawa atau uang?
Jawabanmu?
Lalu kalau suatu hari terdesak pula. Akankah kamu jual istrimu/anakmu utk menjadi sarana prostitusi dg harga 1 triliun, tunai? Well, beberapa akan menjawab, YA.
TAPI saya yakin, uang tidak dapat membeli keluarga -- ia dapat membeli rumah.
Ia dapat membeli sex -- tapi istri yg baik dan sehati, cari dimana?
Terutama, uang tidak dapat menebus rasa bersalah karena telah menyakiti orang lain.

You don't even have to try
It's always a good time..
🎶🎶🎶

Kenapa saya jelaskan tentang ini -- sementara saya hanya butiran debu..
Karena kemarin kebetulan ada yg tanya dan jawaban saya 'singkatnya seperti yg saya jelaskan di atas'.
Ia pulang dengan bahagia setelah angguk2 satu setengah jam lebih.
Kadang mesti saya ingatkan utk tutup mulutnya (jangan nganga terus) ntar kemasukan lalat.

Ketika kita sudah mandiri secara ekonomi dan masih bisa berbagi, berarti kita sudah kaya raya.
Dan pasti bahagia.
Tanpa sekolah pun, banyak orang desa menemukan kesuksesannya (sebagai manusia)

Praktisi, Teori, dan Investasi

3 Hal yang selalu akan kita temui dan dengar didalam Dunia Bisnis / Dagang.

Jadi lebih baik kita memasuki dunia yang mana? dan apa yang membedakan mereka?

Ketika awal saya mengikuti seminar saya masih bingung dengan kalimat mentor saya "Belajarlah dari Praktisi Jangan Teoritis saja"

Seiring waktu berjalan akhirnya saya mulai mempelajari dan melihat seminar mana yang sebenarnya harus saya ikuti dan mana yang tidak perlu  saya ikuti.

Selain itu saya mulai bisa melihat mana Pengajar yang tujuannya mencari uang karena memang itu mata pencaharian utamanya, mana yang memang niatnya berbagi dan uang hanya seperti pengganti transportasi dan waktunya saja.

Praktisi cenderung mengerti atau setidaknya mengetahui teknis yang terjadi sebenarnya di lapangan seperti apa medan perangnya.

Teoritis biasanya hanya mengerti berdasarkan ilmu yang telah dia pelajari dan ketahui, tetapi penerapan di lapangannya belum tentu dia mengetahuinya.

Apakah Ada Teoritis yang juga sebagai Praktisi? Ada Sobat. dan itu yang perlu kita cari dan belajar dari mereka.

Lalu apa kaitannya dengan Investasi ?

Yah saya pribadi juga mengikuti beberapa investasi, tetapi dalam memilih investasi dan menjadi investor saya cenderung ingin investasi kepada orang yang memang menguasai teoritis dan juga praktisi dibidang yang saya ikuti, bukan hanya jago teori saja tetapi teknis lapangan mereka outsource dan sebenarnya mereka tidak mengerti sama sekali.

ini buat saya pribadi terlalu berisiko, tapi tidak sedikit juga orang yang mampu menggunakan leverages orang lain berhasil juga sobat.

Dia memang jago teori, bukan praktisi, tetapi dia mencari praktisi yg bisa melaksanakan teorinya di lapangan.

Hal ini juga yang mungkin terjadi pada kasus Penghisap Darah Mastah beberapa lalu yang sempat menghebohkan timeline saya.

Dia Jago Teori dan berbagi kisah, tetapi wkt menjalankan yang menjalankannya semuanya praktisi, ketika praktisi diangkat sebagai investor mereka mulai meneliti apa yang akan di investasikan akhirnya karena mengerti teknis lapangan, mereka membedah satu persatu yang menurut mereka agak menyimpang atau mengganjal. hingga terkuak sudah Teori yang diceritakan hanya kisah cerita belakang saja.

Karena Investor tidak mengerti apa yang mereka sedang coba investasikan akhirnya mereka harus sanggup merugi bukan karena produk atau perusahaannya gagal diterima masyarakat tetapi karena memang manajemenya yang tidak benar (SDMnya) Untungnya Praktisi didalamnya sudah membongkar apa yang sebenarnya sedang terjadi dalam perusahaan tersebut.

dan akhirnya seperti yang anda baca di timeline facebook terakhir kali :D

so, lebih baik belajar dari mana dan mulai darimana?

Yang paling penting Adalah Anda memulainya bukan bertanya dan mencari, tapi mulailah dari yang Anda bisa, Anda mengerti dan Yang Anda tahu bagaimana cara memulainya :D

Karena Bisnis / usaha tidak akan buka jika Anda tidak memulainya dan hanya bertanya bukan Sobat?

Dan cobalah memulai dari yang kecil dahulu, karena ingat sesuatu yang besar selalu berawal dari yang kecil...

Sehat dan Sukses selalu untuk Anda Sobat.

Karena Akan Selalu Ada Pengalaman, Di Setiap Petualangan...

Iwan Kenrianto
Bukan Motivator
Bukan Provokator
Cuman Pebisnis Yang juga Pernah Tekor.

Follower Abal-Abal

Nabi bilang, makan pakai tangan kanan. Lantas seberapa serius kita melaksanakan perintah ini? Kita lebih sering menggampangkannya, lupa, menganggapnya ringan saja. Jika perkara makan pakai tangan kanan saja kita bandel minta ampun, apalagi perkara lebih serius lagi. Boleh jadi, kita memang follower abal-abal saja.

Nabi bilang, jujur! Jangan berbohong. Apa susahnya sih jujur? Mudah. Kita tidak perlu bayar sepeser pun untuk jujur. Lantas lihatlah, saat ujian nasional, sudah jadi rahasia umum, banyak yang nyontek. Di sekolah nyontek, di kampus nyontek, kebiasaan nyontek ini jadi massif sekali. Duuh, jika jujur begini saja kita tidak bisa melaksanakan, apalagi perkara yang melibatkan uang milyaran, trilyunan. Sungguh, kita memang follower abal-abal.

Lantas begunjing, contoh berikutnya. Nabi bilang, bergunjing itu sama dengan makan bangkai saudara sendiri. Tapi di televisi, di website berita, di koran, kita sibuk menggunjingkan aib orang lain. Berita kawin cerai adalah favorit. Skandal keluarga orang lain jadi hiburan. Artis, selebritis, jadi pembenaran untuk dikuliti hidupnya. Apakah kita tidak tahu betapa terlarangnya bergunjing? Tahu. Tapi begitulah, fakta follower abal-abal.

Nabi berwasiat agar kita tidak suka pamer, jangan suka dipuji. Berkali-kali wasiat ini tiba di kita. 100% pasti semua orang tahu jika pamer adalah prilaku buruk. Tapi hari ini, kita jadi etalase pameran setiap hari. Semua ditunjukkan. Suka sekali kita dipuji orang lain. Tak sampai wasiat Nabi? Sampai. Tak tergerak kita melaksanakannya? Tidak. Karena kita memang follower abal-abal.

Bertetangga-lah dengan baik. Mudahkanlah urusan orang lain. Contoh berikutnya. Sudah kita lakukan? Boleh jadi tidak. Kita lebih sering tidak peduli. Kita lebih sering sok berkuasa, memperumit urusan orang lain.

Daftar ini akan panjang sekali jika kita mulai membahas hal2 yang lebih serius. Dan dengan semakin panjang daftarnya tersebut, tidakkah kita tertunduk malu. Betapa kita memang follower abal-abal. Pikirkanlah. Minimal, jika kita memang tidak bisa jadi lurus dan sempurna (karena toh manusia itu tempat salah dan kurang), pastikan kita jujur selalu. Ini wasiat Nabi yang amat relevan hari ini.

*Tere Liye

Novel Bintang

Kami pulang terlambat sekali setelah bertemu dengan Miss Selena di ruangan guru BP sekolah. Bertiga, menumpang angkutan umum berwarna kuning. Hanya kami isi angkot itu.

Ali terlihat bersungut-sungut, dia masih tidak terima Miss Selena melarang kami menggunakan Buku Kehidupan untuk membuka portal dunia paralel.

Pukul dua siang, di luar kendaraan terasa panas. Ali membuka jendela angkot lebar-lebar. Gerah. Jalanan macet, berisik suara klakson sesekali meningkahi suasana. Di perempatan depan, bertambah pula masalah kami. Dua orang laki-laki dewasa, mungkin usianya sekitar tiga puluh tahun, dengan pakaian semrawut, rambut berantakan, naik ke atas angkutan. Mereka sepertinya preman kota yang belakangan sering mengganggu penumpang kendaraan umum.

Seli berbisik, bilang apakah kami sebaiknya bergegas turun. Dua penumpang ini menatap kami tajam, mengancam. Belum sempat aku menyetujui pendapat Seli, dua preman itu telah beranjak duduk, membuat kami terpojok di bagian belakang angkot. Mengunci kami, tidak bisa kemana-mana. Salah-satu dari mereka berbisik kasar mengancam.

"Keluarkan uang kalian."

Aku terdiam, menelan ludah. Seli pias, memegang lenganku. Ali justeru nyengir lebar, balik bertanya, "Eh, kalian serius mau memalak kami?"

Dua preman itu tentu saja serius. Mereka mengacungkan pisau ke arah kami. Sementara sopir angkot sepertinya tidak tahu apa yang terjadi di belakang, dia sibuk nyelip kesana-kemari di tengah macet.

"Serahkan uang kalian!" Preman itu mendesak.

Ali kali ini tertawa kecil, "Ini benar-benar menarik, setelah tadi menyebalkan di sekolah, sekarang sebuah kejutan. Maksudku, ada ribuan kendaraan umum di kota ini, kalian harus naik angkot ini, lantas menodong Raib dan Seli? Kalian apes sekali."

Aku menyikut Ali, menyuruhnya diam. Si Biang Kerok ini selalu saja santai dalam banyak hal.

"Tapi ini benar loh, Ra. Mereka sial sekali. Bukan maksudku karena kita tidak bawa uang sama sekali. Melainkan mereka tidak tahu sedang menodong siapa." Ali tetap tertawa.

Dua preman itu nampak marah melihat tawa Ali yang menyepelekan, mereka mengacungkan pisau lebih dekat. Hanya lima senti dari wajahku. Seli menjerit ngeri. "Tutup mulutmu, anak ingusan, serahkan uang atau aku lukai temanmu, hah!"

Splash. Aku tidak punya pilihan. Aku telah memegang lengan Seli dan Ali. Tubuh kami menghilang, untuk sesaat splash, kami bertiga telah muncul di belakang sebuah bangunan yang sepi. Aku memutuskan melakukan teknik teleportasi. Darurat. Kami memang dilarang menggunakan kekuatan kami sembarangan, tapi dengan dua pisau mengancam, menghindari keributan bisa dikecualikan.

"Ini tidak seru, Ra!" Ali langsung protes saat kami muncul, "Kamu harusnya mengirim pukulan salju berdentum ke dua preman tadi."

Apanya yang tidak seru, aku melotot. Telat menghilang sedetik, bisa panjang urusan di angkot tadi. Pukulan berdentum. Itu ide buruk. Kami akan jadi tontonan satu kota.

"Dan kamu seharusnya menyambar mereka dengan petir, Seli! Bukan malah ketakutan." Ali sekarang menoleh. Wajah Seli masih pias, berpegangan kepadaku.

Sementara di angkot, dua ratus meter dari lokasi kami sekarang, dua preman itu sedang sibuk meraba-raba kursi dan dinding angkot, tangan mereka menggapai-gapai udara kosong. Wajah mereka bingung. "Coy, kemana mereka?" Temannya bertanya gugup. "Aku tidak tahu. Tadi masih di sana kan, Coy?" "Tidak ada, mereka menghilang.... Jangan-jangan." "Jangan-jangan apa?" Temannya menimpali. "Jangan-jangan mereka mahkluk jejadian." Dua preman itu terdiam, saling tatap, lantas bergegas lompat turun dari angkot. Lari secepat mungkin.

*Novel "BINTANG", Tere Liye

Rabu, 28 Juni 2017

Suami

copyright Michelle Jonny

Karena terlalu seringnya aku memposting tentang suamiku, beberapa pembaca sering inbox hal2 yang mungkin tak dimengerti nalarnya.
Tipe pembaca 1; Gak takut bikin iri dan suamimu direbut orang? (tipe suudzon)
Tipe pembaca 2; Kenalin donk suami kayak KoJonny.. (tipe ngarep)
Tipe pembaca 3; Seandainya suamiku juga kayak KoJonny.. (tipe pembanding)
Tipe pembaca 4; Halah.. Gue tau aslinya mereka, tuh, ga kayak gituu..!! (tipe sok tahu)
Tipe pembaca 5; KoJonny ganteng banget.. (tipe ngefans)

Dari 5 tipe di atas, yg paling kecil jumlahnya adalah tipe nomor 5 😂😂😂😂
Paling banyak adalah tipe nomor 1 dan 4.

Jadi yg akan aku luruskan dalam konferensi pers ini adalah kemungkinan nomor 1.
Merebut suami.
Suami itu, bukan materi, bukan harta, dan bukan benda mati yang seenaknya bisa direbut dan diambil.
Mereka adalah manusia, punya hati dan nafsu.

Nafsu ada 3 jenis juga.
Nafsu syahwat dan nafsu mengejar kuasa/nama dan nafsu mengejar harta.

Tentunya, 3 jenis nafsu ini akan terkendali BILA si pria merupakan orang yg mudah bersyukur dan tau cara menghargai pengorbanan orang lain.
Dan jelas akan bahaya bila ia tidak tahu cara mensyukuri segala yg ia miliki (pada wanita pun sama) karena dengan cara itu, ia akan merebut kebahagiaan orang lain ATAU berupaya membuat orang yg sedang bahagia menjadi tidak bahagia (ini tipe pembaca 1 dan 4)

INTINYA, memang tidak semua laki2 itu tidak pengertian.
Tapi juga, tidak semuanya pengertian.

Menurutku, bila wanita sebagai pasangan sudah berusaha memenuhi 3 nafsu dasar di atas.
Berusaha yang terbaik. Dengan nyaman dan menjadi diri sendiri, namun tetap saja nafsu itu tidak terbendung dan seolah tak pernah damai karena Anda selalu terdesak dengan penilaian dan pengamatannya, berarti Anda sudah memasuki dunia BLACKHOLEEEEEE

Blackhole bukan tanpa dasar.
Blackhole itu menyedot apa saja utk disalurkan ke dimensi lain (katanya)
Jadi seseorang yg telah tersedot ke dalam blackhole, akan selalu berpura pura, tak kunjung merasa nyaman, dan selalu melihat segala sesuatu dari sisi gelap.

Bila seseorang bisa merebut pasangan anda, maka orang tersebut ditakdirkan utk terus berduka dan tidak bahagia. Karena pasangan yg tidak pernah memedulikan perasaan orang, adalah pasangan yang memang ditakdirkan utk bersama dan saling menyakiti satu sama lainnya.

Sebagai wanita yg pernah kecewa, aku merasa oke oke aja karena kekecewaan itu berasal dr penilaian kita akan kualitas seseorang. Kalau ketinggian dan ternyata mereka biasa aja, ujung2nya kecewa.
Pada KoJonny, terus terang aku tidak berharap apa apa.
Jelek baiknya dia, aku tahu, aku terima, dan itu bukan blackhole.
Dia adalah laki2 yg mudah bahagia dan mudah terharu akan upaya2ku memajukan keluarga ini.

Dia memiliki masa lalu yg tidak terlalu bagus (sama dengan aku) dan benci dibanding2kan (sama juga dengan aku) siapa yg suka dibanding2kan??

Dengan hanya memainkan note lagu dan mengatakan dia hebat, dia peran utama di FAcebook Storiesku, dia telah menjadi idola beberapa temanku, terutama, aku tahu cara menghemat dan mengembangkan uangnya, satu kali pun, dia tidak pernah meremehkan aku dan terus berterimakasih dengan caranya sendiri.

Kalau suatu saat, dia pergi dariku, itu adalah karena ada yg lebih membuatnya nyaman.
Aku percaya dia bukan blackhole yg memiliki nafsu tanpa dasar.
Dia sederhana seperti ember mandi.

Stop merubah org lain jika ingin menemukan kebahagiaan.
Bila tidak dapat menerima mereka apa adanya, mungkin bukan dia yg ditakdirkan bersamamu selamanya.
Pusing amat.

Pikiran

copyright Michelle Jonny

"The mind has no sex, no shape, no colour, and no owner."
Itu kata Guru saat mengajar kami.

Artinya, pikiran ini tidak memiliki jenis kelamin, bentuk, warna, dan tidak punya PEMILIK.
Pikiran2 hinggap di kepala kita namun itu bukan milik kita.
Jangan terlalu pusing dan bingung bila pikiran kita cenderung negatif atau 'menghakimi' terhadap apapun. It's just the way it is.

Yg penting, setelah mengetahui dan sadar kalau yg kita pikirkan itu tidak baik, bertindaklah hal yg memiliki perbedaan ekstrim dengan pikiran tersebut daripada menurutinya.

Because it is easier to follow the tide. Mudah utk mengikuti arus (di lautan)
Yg senang terhanyut dalam pikiran dan merealisasikan hal2 yg menyenangkan (namun merugikan org lain secara batin atau fisik) akan mendapati dirinya telah berada di tengah laut dan sudah terancam tenggelam, hanyut, hilang, mati.

Tepian sudah terlalu jauh utk digapai dan tenaga mungkin habis sebelum sampai ke tepi.

Contoh cerita yg nyata seperti ini..
Saat pertikaian terjadi, dimana saja, entah dg pasangan, anak, atau rekan.
Saya menyadari kalau sangat menyenangkan sekali mengatakan hal2 yg menyakiti dia seperti dia menyakiti saya.
Atau pada anak, saya sadar sekali kalau begitu menggoda memang memukul pantat anak atau membentaknya agar dia sadar kalau itu salah.

Alasan saya sama, semua saya lakukan karena saya PEDULI.
Terhadap orangtua yg kolot dan radikal, enak sekali mengikuti amarah dan membentak mereka agar mereka tau siapa yg benar dan siapa yg salah.

But, things not happened by our taught. It happened by a cause.

Pada akhirnya saya sadar, mereka sedang terhanyut dalam pikirannya. Mereka merealisasikan kesenangan dan tanpa sadar 'menyakiti' saya. Baik itu pasangan, anak, atau orangtua.
Kalau saya membalasnya dengan cara yg sama, hubungan jangka panjang yg akan terluka.
Ibarat org uda di tengah laut, kita injek sekalian kepalanya.
Dia tenggelam, tapi seret kaki kita ke bawah. Sama2 mati.

Pertama, saya belajar utk meminta maaf -- meredakan emosi (meredakan ombak)
Setelah ombak reda, barulah kita mudah menarik mereka ke tepian, bukan?
Memaafkan seseorang adalah upaya penyelamatan nomor 1.
Tapi bila saat menyelamatkan, si korban meronta dan mengancam kita bisa terbunuh juga, lepaskan,,
Tidak ada alasan kita ikut mati bersama hal yg tidak bisa dikendalikan.
Percayalah, pada saatnya, mereka akan menyelamatkan diri sendiri.
Atau tidak?

Entah.. tapi setidaknya saya sudah di tepian.
Saya tidak menyalahkan pikiran orang bagaimanapun bentuknya terhadap saya atau dunia ini.
Sebab pikiran yg hinggap itu bukan miliknya, dia hanya tak berdaya mengendalikannya.
Seperti sebuah kapal, otaknya tak memiliki nahkoda.
Bingung mau kemana sementara lambung kapal sudah bocor.

Pasien dan dokternya

Entah kharisma apa yang dimilikinya? Tapi pasiennya rata-rata gak ada yang ngeyel atau mengelak saat ditembak oleh Dr. Tan dengan pertanyaan yang tanarnya lebih mirip tuduhan! Habis mau ngeles gimana? Namanya kepengen sembuh, mending jujur kali ya? Tampaknya itu yang terbersit di pikiran mereka. Macam-macam 'tuduhan' beliau, mulai dari tidak patuh terhadap menu makan yang disepakati, kemalasan mereka menggerakkan tubuh seperti perintah, atau nekat mengkonsumsi bahan makanan yang dipantangkan bagi mereka.

Yang lebih kacau lagi, saat ia 'mengomeli' seorang pasiennya yang nampaknya terserang stroke dan telah berangsur sembuh namun masih enggan melepaskan diri dari tongkatnya. "Kalau tidak mau lepas dari tongkat ini, secara fisik dan mental kamu merusak tubuh kamu sendiri, coba lepas tongkat itu, lepas!" Saat dilihatnya sang pasien nampak ragu berdiri tanpa ditopang tongkat tersebut. Kemudian Dr. Tan berbicara macam-macam ke pasiennya untuk menggambarkan kondisi buruk yang mungkin terjadi apabila ia bergantung pada tongkat tersebut, mulai dari penurunan fungsi otot, organ yang terganggu sampai ke masalah psikis di mana ia suatu saat akan menyalahkan lingkungan, mulai dari orang sekitarnya hingga ke anak-anak yang dianggap tidak memperhatikan dirinya. Entah semburan kalimat itu begitu bombastis atau mengandung mantra, hehe, mendadak sang pasien mampu berdiri tanpa masalah walau tongkat itu telah dilepas.

"Lihat kan! Apa rasanya berdiri tanpa tongkat? Tidak jatuh kan?" tukas dr. Tan puas.

INTEROGASI
Di ruang praktek beliau dengan belasan pasien. Walau bersesak-sesakan di ruang yang kecil, namun tidak ada satupun pasien mengeluh atau protes. Di sini Dr. Tan, langsung berbicara "Silahkan mengenalkan diri masing-masing dan keluhannya, tapi ingat! Ini bukan ajang curahan hati, cukup kenalkan, sisanya biarkan saya yang berbicara!". Wuih, teknik yang unik.

Perlahan-lahan satu persatu pasien berbicara. Memperkenalkan diri dan kondisi masing-masing. Dr. Tan mendengarkan dengan seksama, lalu ia memberondong pasien tersebut dengan pertanyaan yang sifatnya personal terkait kondisi kesehatan mereka.

Dr. Tan : "Kenapa Anda kesini?"
Pasien : "Saya merasa obesitas, dok.."
Dr. Tan : "Kenapa obesitas?"
Pasien : "Karena keturunan di keluarga saya.."
Dr. Tan : "Nonsens! Kenapa?!" mulai meninggi nadanya
Pasien : "Ngg.. Anu, mm.. makan saya banyak" mulai terintimidasi
Dr. Tan : "Kalau makan bener, banyak juga gak pa-pa! Kenapa?!"
Pasien : "Saya suka makan yang manis-manis, dok"
Dr. Tan : "Nah, itu dia.. Persis!" manggut-manggut puas

"Jangan pernah ada yang bilang, kalau kalian itu sakit karena keturunan, itu mayoritas bohong! Sedikit sekali penyakit yang menurun karena genetika, sedikit!" setelah itu Dr. Tan, dengan gaya yang sangat ekspresif memukul meja di depan dan kemudian mencolokkan jari-jari tangannya ke mulut. "Ini yang membuat penyakit seakan-akan muncul di keluarga sebagai penyakit turunan..." katanya setengah membeliakkan matanya "Keluarga, meja makan dan apa yang kalian makan di sana!".

Atau ini..

Dr. Tan : "Kenapa pak?"
Pasien : "Saya darah tinggi, dok.."
Dr. Tan : "Berapa?"
Pasien : "Sekarang sih lagi minum obat jadi 120-80"
Dr. Tan : "Saya tanya nilai kamu, bukan nilai bikinan guru les!"
Pasien : "He?" bingung
Dr. Tan : "Itu kan bikinan dokter kamu? Bukan darah tinggimu.."
Pasien : "Hehe, iya dok.."
Dr. Tan : "Jadi kalau guru lesmu matek, nilai kamu merah lagi?"
Pasien : Tambah bingung
Dr. Tan : "Udah berapa taun minum obat itu"
Pasien : "Lima tahun, dok"
Dr. Tan : "LIMA TAHUN?! Dan gak ada kemajuan, begitu-begitu saja?"
Pasien : "Iya dok, tapi memang gak pernah melonjak lagi.."
Dr. Tan : "Guob* sisan!!!" *membentak sembari memukul meja

Kemudian sambil marah-marah pada dirinya sendiri ia mengungkapkan keheranannya pada pasien yang mau saja berobat bertahun-tahun pada seorang dokter tapi tidak menunjukkan gejala perbaikan, hanya berada pada posisi stagnan. Dan pasien itu sudah cukup puas.

"Itu sebabnya pasien yang kena darah tinggi, 'matek'-nya rata-rata bukan karena darah tingginya, tapi karena liver atau ginjalnya ngambek! Lha wong bertahun-tahun harus menelan racun. Yang konyol ya, pasiennya.. Kok mau? Dan dokternya juga.. Kok tega?"

Ia menuding lagi ke bapak pasien darah tinggi tadi. "5 tahun ke dokter itu, pernah ndak, bapak dikasih tau, kenapa sakit darah tinggi bisa terjadi? Dan apa langkah pencegahannya agar tidak sampai sakit, selain minum obat?" Ketika sang bapak menggeleng, Dr. Tan menghembuskan nafas kesal dan membanting tubuhnya ke senderan kursi.

"Persis! Guo* tenan!"

BUKAN SPESIALIS
Tapi bukan berarti dokter satu ini lebih banyak mengomel dan memaki. Ia sangat taktis dalam memberikan penjelasan beragam penyakit yang diderita pasiennya. Begitu taktisnya sampai orang paling awam pun rasanya bisa mengerti dengan cukup mudah apa yang dimaksud oleh beliau. Bandingkan dengan mayoritas oknum dokter yang cuma mendengar keluhan pasien, tanpa melihat mata pasien, kemudian menuliskan resep, tanpa melihat mata, lalu mempersilahkan pasien keluar ruangan, masih dengan tanpa melihat mata.

Dr. Tan lain, ia bahkan memberikan bahasa tubuh yang sangat teatrikal untuk menggambarkan kondisi tubuh yang mengalami masalah, ia juga tidak ragu-ragu berteriak kecewa, gembira atas reaksi juga jawaban pasien yang sesuai atau tidak dengan harapannya. Sebenarnya mengasyikan sekali melihat dokter satu ini saat berpraktek.

"Bawa saja, bagian tubuh Anda yang sakit itu ke bengkel Astra, minta dibetulin di sana, kalau sudah balikin dan pasang lagi" Tiba-tiba salah satu kalimat pedas Dr. Tan memutus lamunan saya. Ada apa nih?

"Salah satu puncak kegob***an dunia kedokteran adalah maraknya spesialisasi ini dan itu di sana-sini. Lalu pasien yang dateng ke mereka diperlakukan layaknya onderdil mobil, dikerjakan satu persatu apabila rusak, bukannya dilihat sebagai satu kesatuan sistem, kapan mau sembuh beneran?" Omelnya dengan nada sangat keras.

Kemudian ia menjelaskan secara sistematis, mengapa tubuh manusia tidak sepatutnya dilihat dari organ per organ. Penyumbatan koroner jantung misalnya, tidak bisa tidak, penyebabnya hampir 100 persen berasal dari makanan, tapi setiap kali pasien penderita jantung koroner pergi menjalani operasi bedah jantung, entah di pasang ring atau treatment lainnya, jarang sekali dokter jantung yang memberikan tuntunan panduan makan secara cermat kepada pasien. Paling-paling pekerjaan ini dilempar ke dokter ahli gizi, yang kita semua tahu mayoritas cuma bisa memberikan resep langsing bukannya resep untuk hidup sehat.

(Kalau yang satu ini saya punya pengalaman pribadi, waktu diajak bekerja sama oleh salah satu dokter gizi kondang di Jakarta. Waktu saya sodorkan pola makan anti stres dengan manipulasi bahan makanan terkait dengan produksi zatneurotransmitter. Dokter itu terbengong-bengong, "Wah, saya mah taunya cuma bikin orang langsing doang. Gak tau nih begini-beginian?" Yak ampun? Saya ini bukan ahli gizi, mosok lebih tau konsep food therapy ketimbang dia?)

Jadi kembali ke kasus Dr. Tan tadi. Bagaimana seorang pasien bisa sembuh secara paripurna, kalau dokternya aja saling lempar-lemparan kasus? Ia sekali lagi memaki konsep spesialisisasi secara sembarang di dunia kedokteran.

"Makanya kalau ada orang tanya saya ini spesialisasi apa? Saya jawab, saya bukan mekanik bengkel, saya dokter!" Ini adalah salah satu kalimat pedas dari beliau yang diucapkan saat dulu pertama bertemu saya.

MAKAN SEHAT & BERGERAK
Akhirnya Dr. Tan memberikan resep sehat bagi setiap pasiennya. Bukan, beliau bukan mencatat kalimat-kalimat berbahasa latin untuk diteruskan ke apoteker dan diubah menjadi tablet, pil, salep atau obat cair, tidak! Resep yang ditulis oleh Dr. Tan, jangankan seorang apoteker, seorang tukang sayur yang biasa mampir ke rumah Anda pagi-pagi pun bisa mengerti.

"Jangan ada yang protes, makanan yang saya rujuk ini bisa membuat Anda menikmati hidup atau tidak! Kalau mau sembuh, ya? Anda-Anda ini terlihat sekali adalah orang yang sudah hampir seumur hidup menikmati hidup dengan memanjakan lidah ke makanan yang enak, tapi salah!" Dr. Tan sudah menekankan konsep ini di awal pemberian resep hidup sehatnya.

"Sekarang Anda harus membayar harga nikmat tapi mematikan tersebut dengan berdisiplin mengikuti apa yang saya berikan" Tukasnya dengan tatapan tajam.

Apa yang diminta oleh Dr. Tan sangatlah sederhana untuk dimengerti dan dilakukan, tapi bagi para so called 'penikmat hidup', pastilah sangat berat untuk dituruti. Saran beliau :

1. "tidak ada gula!"
Orang sering dengan bodohnya mengira bahwa penumpukan lemak itu lahir akibat konsumsi lemak yang berlebihan. Padahal Dr. Tan mengatakan, "Manusia itu punya threshold untuk lemak, yaitu rasa mual dan muak. Jarang ada manusia yang mengkonsumsi lemak lebih banyak dari kemampuan tubuhnya menerima". Penumpukan lemak dalam tubuh kita, mayoritas lebih kepada konsumsi gula yang berlebihan dalam segala bentuk. Kandungan gula yang terlalu tinggi membuat tubuh mengeluarkan insulin berlebihan untuk menormalkan lonjakan gula darah dan mengakibatkan kelenjar pankreas lelah. Kerusakan pankreas membuat penyakit degeneratif yang sangat populer, Diabetes.

2. "buah dan sayur sebagai sumber karbohidrat"
"Berhenti makan beras, tepung atau sumber karbohidrat umum lainnya! Kalau Tuhan mau kita makan beras, kita sudah dikasih tembolok dari lahir!" Masih terkait dengan apa yang diutarakan sebagai konsumsi gula berlebihan, Dr. Tan menekankan pada karbohidrat akan berubah menjadi gula, dimana cadangan gula yang berlebihan akan segera ditransformasikan oleh tubuh dalam bentuk glikogen (disimpan dalam hati - otot) serta trigliserida (lemak). Angka trigliserida tinggi adalah sumber obesitas yang sekarang semakin marak menyerang kehidupan manusia.

"Jangan panik, dengan bilang, kalau gak makan nasi badan saya lemas" Tukasnya sebelum ada pasien yang protes. "Tubuh Anda membangun kebiasaan, bukan memenuhi kebutuhan. Pernah liat orang yang habis makan, makanan Padang? Setelah dua jam, bukannya semakin kuat, mereka malah menjadi mengantuk! So, Anda bilang Anda lemas, kalau tidak makan nasi?"

Dr. Tan memberikan daftar penggantinya segera. Buah dan sayur sebagai sumber karbohidrat. Ia menyajikan urutan buah-buah yang memiliki kandungan fructose -gula alami buah- aman. Ia juga menekankan cara menyajikan sayuran yang baik.

"Jangan bilang Anda sudah makan sayur kalau yang dimakan sayur bening atau sayur cap cay, itu bukan sayur, itu sampah dalam bentuk sayur!" Ucapnya dalam nada tinggi. "Sayur dimasak sudah pasti enzyme-nya mati, gak ada gunanya buat tubuh, paling cuma serat-seratnya aja. Makan sayuran mentah yang dicuci bersih, kalau takut sama petsisida, ya beli yang organic atau tanam sendiri di depan rumah!"

3. tidak ada susu binatang
"Sapi itu begitu anaknya sudah bisa berjalan, ia akan segera berenti menyusui dan membiarkan anaknya mencari makan sendiri, manusia itu satu-satunya species yang cukup gob*** untuk mati-matian mencari susu spesies lain dan merasa membutuhkannya". 

Ia kemudian menyambung lagi, "Anak kecil di atas usia 2 tahun dipaksa minum susu, orang tuanya tidak sadar bahwa anak itu akan mengalami kesulitan pencernaan, karena cadangan enzyme-nya akan terkuras untuk mencerna bahan makanan yang semestinya tidak ia konsumsi lagi". Pendapat yang sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Hiromi Shinya tentang Enzyme pangkal atau miskonsepsi dimana intoleransi laktosa kadang dianggap tidak ada saat sang anak tidak mencret waktu minum susu. Padahal sang anak menunjukan gejala alergi lain, infeksi kulit, eksim, gatal-gatal, sembelit, obesitas, mudah terserang penyakit hingga asma.

Saya sih sudah tahu persis fakta bahaya susu sapi. Dari sisilactose intolerant, casein, non absorb calcium juga gak ada guna-gunanya sedikitpun bagi tubuh. Tapi orang lain? Fakta satu ini membuat mereka terkaget-kaget. Maklum jor-joran uang yang digelontorkan pabrikan susu memang membuat kampanye kebutuhan manusia terhadap cairan produksi binatang ini terasa begitu membahana dan menguasai kehidupan kita.

"Kurang apa kalau kita gak minum susu? Kalsium? Bohong pabrikan itu, kalau gak minum susu kita kekurangan kalsium. Kalsium di susu sapi gak bisa diserap tubuh manusia, titik!" Ia kemudian menunjukan fakta kelicikan produsen susu untuk berkelit dari upaya penipuan saat orang yang minum susu tetap terserang osteoporosis. "Pasti ada tulisan kecil, sangat kecil, di salah satu sudut kotak atau kaleng susu, yang menuliskan kalimat semacam 'Harus disertai dengan aktivitas fisik yang rutin', jadi mereka bisa mengelak dari pasal penipuan ke masyarakat". Ia juga menertawakan satu produsen susu sapi yang begitu gencar memasarkan produk susu kalsium tapi diembel-embeli dengan kalimat 'berjalan 10.000 langkah perhari'. "Anda mau nyuruh kakek-nenek yang renta berjalan 10 kilometer sehari? Gak keropos bener, tapi yang ada mereka matek, kecape'an" ujarnya dengan logat Jawa sangat kental.

4. banyak bergerak.
Sistem limfatik tubuh cuma bisa berfungsi kalau kita bergerak dengan baik.

usaha mati-matian di satu sisi tapi melewatkan sisi yang lain, adalah upaya yang kadang tidak membuahkan hasil maksimal. Menjaga makanan tanpa pernah aktif menggerakan tubuh secara benar akan membuat fitalitas kita terganggu. Demikian pula hal sebaliknya.

KESEMBUHAN HAKIKI
Dr. Tan ini Berhadapan dengan segerombolan pasien yang telah menyia-nyiakan kesehatan mereka dengan berbagai cara, ia harus berlaku keras dan kejam, untuk membuat pasiennya sadar dan mengubah gaya hidup mereka sesuai dengan kebutuhan. "Kita boleh dibilang galak dan saklek. Tapi kalau mau merubah kebiasaan buruk orang, kita gak boleh kompromi. Terserah mereka mau melakukan atau tidak, it's a matter of choice kok" Benar! If you don't like what we do, don't come to us, but if you think what we do can help you, so come!. Sederhana kan?

Kesehatan itu harus bersifat hakiki. Kalau kita sakit, harus dicari penyebabnya, bukan cuma gejalanya yang diatasi, itu bukan penyembuhan, tapi mengulur-ngulur permasalahan" Ia mengarahkan padangannya kepada bapak yang terkena darah tinggi tadi.

Dr. Tan Shot Yen
adalah salah satu ikon dunia kesehatan kelas utama di Indonesia, terutama saat pengobatan naturopati mulai mewabah akibat menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan konvensional. Metodenya yang unik namun ampuh membuat pasien beliau berkembang layaknya bilangan yang dipangkatkan dari waktu ke waktu. Belum lagi tulisan-tulisannya yang trengginas serta mengena bagi banyak pihak, membuat gaung nama beliau makin menggema di seantero jagad negeri ini. To make things even bolder, buku yang ditulisnya menjadi salah satu mega seller di negeri ini. Mega seller? Ya, kalau dihitung sebagai buku kesehatan, sebuah subjek non populer di negara ini. Sebuah bukti bahwa ilmu yang disandangnya dipandang sangat berguna oleh beragam pihak.

Senin, 26 Juni 2017

Menantu Vs Ibu Mertua

Mitosnya mertua dan menantu tidak bisa akrab?  Ini mitos atau fakta?

Surga wanita itu ada di suaminya. Surga seorang laki laki itu ada di ibunya. 

Mari kita berfikir secara logis,  mungkinkah seorang wanita bisa masuk surga kalau suaminya saja tidak taat ke ibunya?

Dan biasanya ketika menikah, seorang suami akan nurut ke istrinya. Ibunya justru nomer 2. Kalau istri dan mertua tidak akrab maka itu akan jadi bumerang buat laki laki. Mau pilih ibu atau istrinya. 

Kasus seperti ini banyak sekali terjadi dalam kehidupan. Antara istri dan mertua ribut. 

Tapi temen2 wanita ketahuilah kelak kita juga akan menjadi seorang mertua. Anak yg kita besarkan dgn kasih sayang, kita sekolahkan tinggi tinggi, tapi apa yg didapatnya kelak pasti untuk istrinya. Itu pasti akan terjadi. Gimana perasaan kita ketika anak kita lebih memilih wanita lain dibanding kita? 

Kenapa harus bertengkar dgn mertua kalau surga kita itu ada di suami kita? Gag mungkin kita akan dapat surga jika suami kita saja tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri dari siksa neraka.

Maka mertuamu menentukan surgamu juga :)

Berbuat baiklah ke mereka.  Sayangi mereka sebagaimana kita menyayangi ibu kita sendiri. 

Akur ya.  Mungkin kebanyakan permusuhan dgn mertua adalah kesalahan komunikasi saja.  Coba bicaralah dari hati ke hati.

Selalu semangatin suami untuk selalu berbakti ke ibunya. 

Ibunya suami adalah surga kita juga :)

Saya share tulisan Wulan Darmanto tentang Menantu Vs Ibu Mertua. Semoga bermanfaat.

Kalau ada sosok yang paling ditakuti, sekaligus dibatin oleh para istri.. mungkin sosok itu adalah ibu mertua.

Baiklah..bisa jadi saya berlebihan. Ibu mertua kan ibu kita sendiri. Ibu yang membesarkan suami kita, hingga setampan dan sepandai ini. Hingga karirnya melambung begini..uangnya melimpah setiap hari. Dan uangnya kemana lagi larinya..kalau bukan ke kita sebagai istri.

Tapi sering kali kita lupa, inilah salah satu akar masalahnya. Mengapa drama menantu perempuan vs ibu mertua, jam tayangnya jauh lebih lama dari sinetron Tersanjung. Yang seingat saya sekuelnya tidak habis-habis. Mulai dari kelas 1 SMP hingga duduk di bangku kuliah..

Dulu ada teman yang pernah bercerita, tiap mertua nya datang ke rumah, ia tidak bisa tidur siang. Sepele memang. Tapi tidak bisa tidur siang ini jadi runcing karena si ibu mertua sering mengadu ke anak kandungnya yang lain, bahwa si menantu tidur siang sementara sang suami panas-panas bekerja di proyek.

“Kamu bayangin deh..kalau mertua telefon kakak iparmu, di depanmu, terus ngadu kalo kamu males, tidur mulu padahal suami lagi kepanasan. Sakit hati nggak?”

“Padahal tidur siangku ini kebutuhan suami juga. Biar malemnya badanku seger..jadi bisa melayani dia.” Sambungnya.

Dan masalah tidur ini selesai setelah suami menasehati istri, agar menahan diri untuk tidak tidur saat si ibu di rumah. Istri menurut, dan mertua tak lagi meributkan itu.

Ada juga menantu lain yang cerita, betapa ibu mertuanya cemburu setiap suaminya memberinya uang untuk membeli barang-barang pribadinya. Yang mana itu memang nafkah wajib dari suami..

Jadilah ia menahan diri untuk tidak terlalu “cantik” saat berkunjung ke rumah mertua. Dan meminta suami lebih banyak memperhatikan ibunya, serta mengirimi uang secara rutin.

Mertua matre? Tentu tidak sekejam itu..

Kita, ibu-ibu muda ini, suatu saat akan menua dan punyai menantu pula. Manalah mungkin kita terfikir untuk matre sementara kepala keluarga di sana adalah anak kita sendiri bukan?

Tapi mertua butuh perhatian

Perhatian yang istimewa dari si bujang yang dulu ia gendong-gendong sambil mencuci. Yang rengekannya bisa membuatnya meninggalkan masakan, bahkan sampai tak bisa mandi.

Anak lelaki, yang digadang-gadang jadi pelindungnya kalau besar nanti, yang ia suapi, ia ceboki, ia antar sekolah setiap hari, yang ia doakan agar bisa jadi orang, punya pekerjaan mapan..

Anak lelaki itu lalu jatuh cinta pada kita. Tiba-tiba menemukan sosok wanita lain, yang lebih istimewa dari ibunya. Menyerahkan seluruh pendapatannya untuk kita. Serumah dengan kita. Sibuk dengan kita dan anak-anak kita..

Apa kabar wanita yang merawatnya tadi? Tidak cemburu, dan sakit hati, itu sudah sangat layak kita syukuri..

Ah..kamu bisa bicara begini kan karena belum ngerasain gimana rasanya serumah dengan mertua…

Benar..saya sendiri malu menulis ini. Mengingat bakti saya pada ibu mertua yang jauuuh dari layak. Alhamdulillah mertua saya sendiri tipe wanita jawa yang nrimo. Lima dari enam anaknya lelaki semua. Beliau pun harus menghadapi lima karakter menantu yang berbeda-beda. Dan saya, sebagai menantu terakhir, tinggal mengikuti ritme keluarga besar ini saja.

Tidak pernah ada konflik, mungkin memang karena pertemuan kami pun jarang. Ibarat pepatah jawa; adoh mambu wangi, cedhak mambu tai. yang jauh lebih dikasihi, tapi yang dekat malah sering digrenengi..

Ini bisa dimaklumi. Teorinya, seringnya pertemuan dan intensnya berkomunikasi tentu memperbesar peluang salah ucap dan perbuatan..

Ibu mertua..sampai kapan pun tidak akan pernah menjadi ibu kandung kita.

Dan bagi mertua, kita tidak akan pernah menjadi anak kandungnya.

Meski ditingkahi dengan kalimat “anak dan menantu sama saja”

Ibu saya, suatu ketika pernah bilang “Anak mantu sak jinah ora isoh ngijoli anak wedok siji” kurang lebih artinya, mau memiliki mantu wanita sepuluh orang pun, posisinya tetap tidak akan tergantikan oleh anak perempuan yang ia kandung sendiri.

Biarlah hukum alam ini tetap ada. Hubungan kandung tidak perlu digadang akan tercipta. Tapi harmoni dengan ibu mertua, wajib ada. Mengingat ia yang lebih dulu ada, jauh sebelum suami tergila-gila pada kita.

Tadi malam, sebelum tidur, saya bilang pada suami:

“Anakku lelaki semua. Berarti besok menantuku perempuan semua. Tolong ingatkan bunda ya, kalau besok-besok judes sama menantu.. biar menantu tetap betah punya mertua kaya bunda..”

Dan seperti biasa..ia tergelak-gelak. Lalu mengatakan anak kami pasti akan memilih istri sholehah untuk mengimbangi ibu mertua segarang saya
grin emoticon

Aah..saya jadi ingat lagu milik Waljinah, penembang favorit saya. Judulnya “Caping Gunung”

Bait awalnya bercerita tentang rasa rindu orangtua pada anak lelakinya, yang dulu dirawat dengan segenap hati, lalu kini tak ada kabar setelah jadi orang.

Tiba-tiba saya seperti naik mesin waktu..

Sambil memeluk bungsu kami yang saat itu tertidur pulas, saya bayangkan suatu ketika nanti, akan ada yang selalu dipeluknya. Rengekannya berganti rayuan, yang bukan tertuju pada saya. Tak akan ada lagi laki-laki kecil yang meminta telor ceplok tabur kecap, karena posisi itu sudah digantikan wanita baru..

Ah..menantu..

Betapa aku sudah iri padamu, bahkan sebelum aku tahu siapa kamu..

Semoga bermanfaat...

Bagi menantu laki laki berarti ibunya sekarang ada 2. Suami wajib memuliakan kedua ibunya :).

Muliakan keduanya, bukan condong ke salah satu.

Semoga tak ada lagi salah paham dan iri2an antara suami istri terhadap mertua2nya jika semuanya saling memahami :)

Tri Widayanti

HARAPAN

copyright by Michelle Jonny

"Ci, apa yg cici lakukan pada orang yg membenci Cici?" Tanya seorang anak muda, Budi namanya -- pada saya.

Sebenarnya saya ingin langsung jawab, "Maafkan, lupakan, dan terus berjalan.."
Tapi saya tetap berbagi sebuah ide. Ide tentang Kotak Pandora.
Pandora adalah seorang gadis dalam mitologi Yunani yg sangat cantik smp bikin seorang dewa kesengsem padanya dan menikahinya.

Pandora memiliki arti harfiah HADIAH BESAR.
Saat Pandora dan si dewa menikah, para dewa lain memberikan sebuah kotak dan diberi nama Kotak Pandora. Tapi, disertai pesan utk tidak membukanya
(aneh banget -- ngasih hadiah tapi ga bole dibuka 😂😂😂😂😂😂 -- kagak niat nih kayaknya)

Karena manusia sejak jaman purba uda kepo dan penasaran, dibukalah kotak itu.
Ternyata isinya adalah segala keburukan yg ada di jagad raya; masa tua, rasa sakit, kegilaan, wabah penyakit, keserakahan, pencurian, dusta, cemburu, kelaparan, dan berbagai malapetaka lainnya (lebih aneh lagi, ngasih hadiah koq yg buruk 😝😝😝😝)

Semua keburukan itu menyebar ke seluruh dunia dan menjangkiti umat manusia. Pandora sangat terkejut dan menyesal atas apa yang telah dilakukannya. Dia kemudian melihat ke dalam kotak dan menyadari bahwa ternyata masih ada satu hal lagi yang tersisa di sana, yaitu HARAPAN.

Saya tidak pernah meremehkan, membenci, atau mendiskreditkan seseorang yg pada akhirnya mesti berpisah jalan dengan saya. Baik itu mantan, teman, rekan, karyawan.
Kita tidak boleh sampai kehilangan satu2nya hadiah yg tersimpan dalam hati kita: HARAPAN.
Semua orang saling mengenal lalu memutuskan utk bersama/bekerja sama setelah kesengsem satu sama lain.

Namun saat gesekan ego terjadi, mulailah segala yg ada di kotak pandora itu menjangkiti otaknya.
Memecah belah, membuat kedua belah pihak bingung antara senang dan menderita bersamaan.
Saat kita berseteru, semua pihak adalah benar. Masalahnya, tidak semua pendapat bisa dibenarkan.

Dalam hubungan yg lebih intim dan mudah dijelaskan, saya selalu berharap pasangan saya bisa menjadi apa yg saya inginkan. Karakter saya.
Kalau ada yg tidak disukai, katakan, jangan dipendam.
Kalau ada pendapat yg bersebrangan, jembatani, diskusikan.

Kalau memang sedang emosi, oke fine, silakan.
Tapi jangan mengeluarkan sumpah serapah dan jangan pula menghina, merendahkan, atau mempermalukan pasangan. Toh waktu mesra2an yg dingomongin kan yg baik2nya?
Kenapa kalau marah2 semuanya malah didustakan?

Layaknya badai, ombak, dan bencana, semua pasti berlalu.
Namun, berapa banyak waktu dan tenaga yg diperlukan utk memperbaiki kerusakan yg ditimbulkan karena semua itu?
Apa sih salahnya, saat kemarahan datang, sadari dan jangan mengatakan atau melakukan perbuatan yg akan disesali di kemudian hari?

Sayangnya, TIDAK SEMUA menganggap ini ide yg baik.
Ada yg lebih senang diam, berkonflik, memaki2, dan memaksa pokoknya jempol saya harus masuk ke lubang jarum! Meski saya berdarah2? Ga peduli!
Pokoknya harus! Karena ini perintah! Sementara cinta tidak memerintah. Cinta memelihara.
Saya harus terima kenyataan, kalau keinginan saya (meskipun baik) tidak bisa dipaksakan.

Saya berikan Budi suatu contoh.
Mantan saya, kalau ngamuk, bukan cuma menghina dan merendahkan namun juga memukul dan meninggalkan saya untuk merasakan kesedihan yg lebih dalam, lama, dan kesepian.

Akhirnya saya sadar, saat seorang laki2 yg lain, mengatakan itu semua tidak wajar.
Karena layaknya kita mencintai seseorang, kita tak mungkin tega melihatnya sedih, menderita, dan tenggelam dalam kesepian.
Ya, benar juga. Berarti, mantan saya itu, ngga cinta donk sama saya. Saya aja yg keGeEran.
Tapi dia juga gak melepaskan saya. Akhirnya saya paham, saya cuma jadi ketergantungan bukan kesayangan.

Saya pun ngga menyalahkan dia, karena saya yakin, dia akan berubah jadi laki2 yg sabar, setia, dan tidak suka ngamuk saat bertemu wanita yg dia cintai. Itu keyakinan saya. Itu harapan saya.
Kalau saya hanya menjadi sebab dari kemarahan seseorang, biarlah perpisahan yg memadamkan.

Memaafkan memiliki arti yg lebih dalam dari sekedar kedamaian.
Memaafkan adalah harapan kita kepada siapapun dia, termasuk musuh kita. Untuk menjadi orany yg lebih baik lagi nantinya. Memaafkan adalah cara saya satu2nya menikmati keindahan yg tersisa setelah setiap sudut hati manusia sudah dijejali keserakahan, kebencian, dan kesombongan.

Dengan memaafkan, setidaknya dunia menjadi lebih ringan.
Akan muncul kisah lebih njelimet dalam hidup kita ketika akhirnya kita bertemu orang yg baik hatinya tapi kalau ia merasa disakiti, pintu maaf dan toleransinya sulit terbuka.
Apapun nasehat yg saya berikan, jawaban darinya cuma, "Saya belum sampai di level kamu."

Aha!
Saya pun merasa sangat terberkahi. Ternyata memaafkan dan tersenyum, hanya bisa dilakukan orang2 berlevel tinggi. Mereka menilai saya setinggi itu!
Padahal membeli hati yg lapang itu mudah banget bila dibandingkan membeli tanah 10 hektar di area paling strategis.
Murah dan mudah!
Cukup senyum saja. Cukup berkata baik tentang mereka yg membenci Anda.
Hati ini akan ringan dan ekspand dengan sendrinya.

Saya tidak pernah kehilangan harapan pada seseorang yg demikian kejam dan tidak adilnya menyakiti, menghina sampai ke kakek nenek moyang dan 7 turunan ke depan. Kemudian meninggalkan saya untuk kesepian, setelah sebelumnya sempat meludahi dan mengatakan, "Sukur lu! Biar tau rasa! Siapa suru ngga ikutin kemauan gue!"
* Saya tetap berkeyakinan, ia adalah orang baik yg akan sukses di masa depannya, sayangnya yg ia perlukan -- bukan saya.

Saya hanya bertanggung jawab pada kemajuan batin saya sendiri, dan pasti akan ada org yg cocok dengan saya nanti. Tahu apa yg kira2 menyakiti saya, akan dia hindari.
Itu harapan saya. Satu2nya yg tersisa.
😊😊😊😊😊😊😊
****

Budi mengangguk, paham.
Sekarang dia sudah tau, cara membalas dendam terbaik adalah dengan memaafkan.
Karena tidak semua orang bisa melakukannya.
Ini adalah HADIAH BESAR yg istimewa.

Selamat merayakan hari kemenangan
Bukan menang mengalahkan sesama
Tapi menang atas kebatilan yg dikandung badan

Minggu, 25 Juni 2017

Bangkrut

*BANGKRUT

Jamaah facebook, twitter yang berbahagia. Ketahuilah, ada istilah bangkrut yang menarik sekali di dalam agama kita.

Apa itu “bangkrut”? Bukan bangkrut tak ada hepeng, nelangsa.
Melainkan adalah orang2 yg sebenarnya membawa pahala shalat, puasa, zakat, dll. Tapi karena dia suka sekali mencaci orang lain, berkata buruk ttg orang lain, menuduh, dll, akhirnya kelak saat hari perhitungan, untuk membayar tabiat buruk ini maka diambillah pahala kebaikannya, dibayarkan kepada orang yang dia jahati dulu. Apesnya, habis pahalanya diambil, tetap tidak sebanding, tidak terbayar, maka diambillah dosa-dosa orang yang dia jahati, diberikan ke dia sebagai gantinya. Bangkrut sudahlah dia, tidak punya pahala, malah ketimpaan dosa, minus seminus-minusnya timbangan dia.

Jamaah facebook wal twitteran yang dirahmati Allah. Berhati-hatilah dengan apa yang kita retweet, share, mention, dll di media sosial ini. Betul, itu kadang sepele, tapi implikasinya bisa mengerikan.

Misal, kita lagi benci dengan si Agus, tiba2 ada tweet yang menulis, “Si Agus ternyata punya panu di pantat”. Saking bencinya kita, tanpa cek dan re-cek, kita ikutan retweet, share, maka kemana-mana sudahlah itu tulisan, “Si Agus ternyata punya panu di pantat”. Padahal itu bohong belaka. Kita memang bisa minta maaf, bisa. Juga bisa tobat. Tapi sekali dilepas tweet itu tadi, gaungnya terlanjur jauh sekali. Ribuan orang, puluhan ribu orang, bahkan jutaan orang terlanjur percaya soal panu di pantat si Agus. Yang kalau lihat si Agus, mereka bergumam, “ah, si Agus ini ada panunya, loh”. Tidak sesederhana maaf yang kita minta. Sungguh, maaf tidak bisa menganulir begitu sajakerusakan yang terjadi. Itu semua kelak akan diperhitungkan.

Jamaah facebook wal twitteran yang insya Allah semua bercita-cita masuk surga. Maka berhati-hatilah dengan apa yang kita lemparkan di media sosial ini. Karena boleh jadi, itu kelak akan membuat kita bangkrut. Daripada rese, penuh benci, perbanyaklah posting yang bermanfaat. Yang boleh jadi, menjadi jalan bagi kebaikan kelak. Hal-hal yang sekiranya tidak perlu dikomentari, mending didiamkan saja. Hal-hal yang belum jelas kebenarannya, belum tahu validitas faktanya, mending dilupakan saja.

Demikianlah. Akhirulkalam, sebagai klarifikasi ketahuilah, si Agus memang tidak ada panu di pantat-nya. Eh? Maaf, ngelantur. Tulisan ini serius sekali awalnya, saya nulisnya sambil deg-deg-deg-an introspeksi, jangan2 kita adalah bagian yang kelak akan bangkrut, maka jadilah contohnya begitu. Biar sedikit ringan. Semoga kalian tidak fokus soal panu-nya, melainkan fokus pada: NGERI menjadi orang2 yang bangkrut.

*Tere Liye

Kamis, 22 Juni 2017

MAnusia dan emosinya

copyright by Michelle Jonny

Emosi itu wajar, kita semua bisa marah.
Tapi kalau setelah marah, kita menyakiti perasaan orang yg kita begitu menyayangi kita, apa artinya?
Pernah saya berpacaran dengan seorang Hercules, yg awalnya sangat membela saya dan selalu melawan siapapun yg menjadi musuh saya.

Sampai suatu hari, saya memiliki pandangan bersebrangan dengannya. Ia mulai menghina status saya yg 'janda' dan mendiskreditkan saya seolah saya ini dipungut dari Tong Sampah dan dialah penyelamat saya. I can't believe that but it happened tho.

Tidak menunggu besok, saya segera memutuskan hubungan dengannya saat itu juga dan terus berjalan tanpa menoleh ke masa lalu kami. Saya memutuskan utk tidak berperang.
Tapi sebagai penghargaan saya atas jiwa dan raga ini, saya wajib melindungi diri saya sendiri. Dan membawanya jauh2 dari hal2 yg tidak menguntungkan. I'm not a tree, by the way.

Saya terlalu berharga utk dicaci maki.
Orangtua saya melahirkan saya lengkap tanpa kurang akal. Manusia seperti dia, tak ada gunanya dipertahankan, seberapa besarpun menggairahkannya kebersamaan kami. Dia tidak akan berubah dengan mudah, dan nampaknya buang2 waktu saja kalau harus berputar dalam siklus baikan - bertengkar yg selalu sama. 'Emang gue ga punya kerjaan?' Begitu pikirku.

Saya pernah melahirkan seorang anak, dan direnggut paksa. Meski berat, tapi toh hari ini saya baik2 saja.
Lepas dari dia, saya memantaskan diri utk hidup yg lebih baik. Perasaan yg senang itu bisa DICIPTAKAN.

Ada syarat utk merasa sedih: kamu tinggal membungkuk, menangis, jangan keluar kamar, dan kenang saja semua yg berjalan tak sesuai harapan, sesali itu, dan dengarlah lagu2 cengeng yg membuatmu CRAVING utk kembali bersamanya. Welcome to the living hell.

Sebaliknya, ada syarat utk merasa senang: jalan tegak, berdandan yg rapi, keluar, kemana saja, bantu orang2 yg membutuhkan, tersenyumlah setelah melakukannya, banyak2 tersenyum, banyak2 ngobrol, banyak bergaul, sadari kalau di yg menyakitimu hanya 1 dari jutaan orang, masih banyak yg baik dan penuh cinta. Rapikan tempat tidurmu, penuhi kamar dengan aroma dg aroma kesukaanmu, dan cintai dirimu sendiri. Do whatever makes you happy.
Welcome to the world..

Namun, bagaimanapun, saya selalu berpikir, selama dia manusia, pasti dia juga punya rasa cinta.
Hanya saya, mungkin dia tidak pernah merasakannya. Tidak pernah merasakan dimaafkan, dimengerti, tidak ada pengalaman yg menyenangkan dalam hidupnya.
Sedari kecil ia selalu disalahkan. Karena itu dia tidak tau caranya mengasihi.

Walaupun itu suami, istri, anak, saudara, kala EGONYA di trigger oleh rasa 'disudutkan' maka ia akan bereaksi menyalahkan orang lain.
People cannot be taught. Manusia itu tidak bisa diajari.
Tapi mereka lekas menyerap dan meniru apa yg dilakukan orang2 yg disukainya.

Cara termudah utk mempengaruhi orang lain adalah dengan membuktikan kalau apa yg kamu bicarakan, benar2 membawa kebahagiaan. Buat mereka melihat, mendengar, dan berpikir.
Orang yg kejam pun bisa jadi pemaaf bila dia meniru kedamaian seorang pertapa.
Pemakai narkoba pun bisa bertobat bila dia sudi utk meniru gaya hidup sehat seseorang yg disukainya sepenuh hati.

Saya juga adalah orang yg keras hati sejak lahir. Itu tidak aneh karena EMOSI lebih mudah diikuti daripada dikendalikan. Kesenangan lebih mudah dipenuhi daripada ditunda.
Sampai akhirnya saya menjadi sangat rendah dan harus menerima kebaikan orang lain utk terus bersekolah (lewat beasiswa)
Dan kesombongan saya runtuh setelah menerima sepiring nasi (selama berbulan) dari seorang PSK.
Kelicikan saya padam saat saya dimaafkan atas perbuatan saya yg jelas2 merugikan orang tsbt.
Kemalasan saya hilang saat saya mendapat penghargaan atas hasil karya saya.

Saya banyak belajar.
Saya saja, semakin diatur, semakin melawan.
Semakin ditekan, semakin berontak.
Kalau saya seperti itu, maka orang lain juga sama. Karena kita semua manusia.

Tidak mungkin dengan saya hina, dia bisa berubah jadi lebih baik.
Tidak mungkin dengan saya pukul, dia bisa mengerti.
Tidak mungkin dengan saya marahi, dia bisa jadi pintar.

As a woman, saya merasa ngga butuh Hercules utk menjadi jaminan kebahagiaan kita seumur hidup. Bila kita benar mencintai seseorang, kita harus membebaskannya. Walau jalan yg dia pilih adalah dengan meninggalkan kita. Menunjuk kesalahan tidak akan menyadarkan. Ia malah semakin mempertahankan kesalahannya itu.

Saat saya meninggalkannya, dia terus bertanya Apa salahnya? Mengapa saya ngga bisa memaafkannya?
Saya jawab, saya sudah memaafkanmu. Saya tidak marah.
Hanya saja, apa yg saya butuhkan, kamu tak punya. Dan apa yg kamu cari, aku tak ada.
Hubungan itu seharusnya saling mengisi, bukan saling mengoreksi.
Mungkin kamu berubah, tapi biarlah itu jadi rejeki org setelah saya. Karena waktu ngga nunggu saya. Semakin pahit hidup ini, semakin sulit saya menjalaninya. Toh saya bukan ibu kamu yg wajib hidup demi dirimu. Berkoban utkmu.

Saya juga punya keluarga yg memerlukan saya, ada seorang anak yg ketika dewasa akan bangga bila ibunya tidak salah pilih jalan. Bahagia.

Hercules harus ada di jaman perang. Peperangan memerlukannya.
Wanita lemah memerlukannya utk dilindungi, ditopang, dan dilindungi dalam sangkar.
Tapi seorang perempuan biasa seperti saya, cukup bahagia bila diberi ruang yg bebas dari kekerasan.
Dalam dunia saya, peperangan itu sudah selesai.
Kalau cuma untuk makan dan menjalani hidup, gak usah Hercules segala. Sendirian aja saya masih sanggup. Kaki tangan saya disuruh kerja 18 jam sehari, masih belum ngeluh kesemutan dan mereka tidak pernah memaki saya.

Finn.

pola hidup

Tidak sedikit dari teman, bahkan keluarga kita yang selalu mengeluh bahwa hidup mereka itu miskin dan susah.

Tapi waktu kita gali lebih dalam dan dengar cerita mereka... Kita biasanya terkejut 😨😨😮

Mereka bilang mereka Miskin dan Susah, tapi mereka baru ambil kredit mobil dan rumah.

Saya terkadang suka tepok jidat dan mengelus dada sendiri Sob (soalnya klo dada orang bisa ditabok sob 😅😂😂)

mereka kemudian bercerita bahwa sekarang ekonomi sulit dan susah, cicilan hutang dan tagihan serta kebutuhan hidup meningkat.

Terkadang kepingin nyeletuk " sebenarnya elu mampu cuman kadang maksain untuk gaya akhirnya sekarang susah" tapi takut ditabok dan di bilang bukan temen. Susah kan jadi gw sob? 😫

Bukan mereka aja sih, kita semua tentu menginginkan rumah baru, menginginkan mobil baru klo bisa bahkan istri baru (poligami) walau sebenarnya ga boleh 😅😅

Tapi cuman kita suka lupa kapasitas kemampuan pendapatan kita seperti apa? Memang benar sudah banyak sisa uangnya? Atau cuman masih asumsi " kayanya masih ada sisa duit lebih"

Dalam setiap pertemuan dan bernetworking saya menemukan banyak pola sukses mereka yang mirip yaitu mereka ga banyak gaya supaya terlihat kaya, karena mereka membeli karena sudah mampu dan kaya bukan maksa supaya terlihat kaya.

Dan tidak dikit kalau mendengar cerita lama mereka, banyak yang ga enak dan pahit sebelum manis.

Ibarat lagi minum teh itu gulanya masih dibawah belum diaduk rata dan mereka masih minum sepetnya teh bagian atasnya aja.

Beberapa Pola Kita suka jatuh akibat banyak gaya yaitu :

1. Punya Duit / Naik gaji minimal Hp ganti dan kredit yang baru.

2. Dapat rezeki nomplok sekali langsung ganti mobil / rumah padahal itu hoki bukan income rutin.

3. Suka gengsian dan malu sama tmn klo terlihat sederhana katanya cupu kgk updated.

4 gulung hutang sampe bangkrut akhirnya uda kelilit ga bisa hutang lagi dia taubat dia blg karna hutang dia sengsara bukan karna dia banyak gaya 😅😅😑

Tobat Sob 😁😁, dan ini jalur pola Taubatnya Sob.

1. Punya uang lebih coba belajar sedekah sisanya di tabung.

2. Jgn ganti hp klo emg kgk kepaksa dan uangnya di investasikan utk aset yg lbh menghasilkan uang.

3. Ga perlu gengsi dan malu sob. Mgkn skr terlihat bokek dan ga punya duit tapi percayalah ntar pasti ada saatnya Anda pakai sendal jepit swalaow celana pendek robek sama kaos oblomg aja di bilang dia orang kaya😎😎

4. Klo ga bisa beli mobil naek motor dl aja, klo perlu mobil bs uber, go car, grab car. Mobil tinggal plih, diksh supir ud kaya org kaya sob.

5. Banyak gaul sm networking sm org yg mindset dan mentalnya mau kaya bukan banyak gaya sob.

See you soon sob

Karena Akan Selalu Ada PENGALAMAN, Di Setiap PETUALANGAN....

Iwan Kenrianto

Bukan Motivator
Bukan Provokator
Cuman Pebisnis Yang Juga Pernah Tekor

logika dagang

Yakin Bisnis Itu yang penting punya Modal aja Sob?

Logika dagang :

uang 1 juta untuk apa ? jawab = modal
uang 10 juta untuk apa ? jawab = modal
uang 100 jt untuk apa ? jawab = modal
uang 300 juta untuk apa ? jawab = modal
uang 500jt untuk apa ? jawab = modal
uang 1 Miliar untuk apa ? jawab = modal....
kalo 2 Miliar untuk apa ? jawab, modal juga ....
Modal disini adalah dalam artian cashflow, yg sudah bergerak.

kok sudah sebanyak itu selalu dijawab untuk modal kerja ?...
kapan beli rumah ? kapan beli mobil baru ? kapan liburan ? gak kebeli-beli donk rumah ?...

1. jangan terlalu cepat mengkonversi hasil usaha, ke dalam aset2 real, disaat sedang merangkak dari bawah, nikmati saja terus perbanyak barang dagangan, toko dibikin cabang, tambah lagi bisnis disektor lain, sebenernya kalau hanya ingin naik kendaraan mewah, anda sewa saja uber , kemana anda ingin tuju, tapi kalau menikmati mengolah cashflow uang, untuk dibikin bidang2 bisnis, itu baru asik, dan akhirnya seorang pengangguran berubah menjadi orang yang super sibuk, mengurus berbagai macam lini bisnisnya.

2. banyak sekali orang diluar sana yang kalau untuk urusan gadget, kendaraan, untuk niat nya biar gaya, itu nomor satu, tapi keluar modal untuk usaha yg akan di buatnya 10 juta saja, mikirnya bukan kepayang, sedangkan membeli handphone seharga 10 jt saja dibela2in kredit, ini adalah mindset kebalik, menurut saya, dalam logika dagang, modal dan terus memperbesar cashflow lah yg menjadi prioritas, sembari terus bertahan , dan mengembangkan usaha di berbagai sektor.

3. bisnis itu semacam punya anak, bisnis pertama bisnis kedua , bisnis ketiga, jika bisnis pertama cukup untuk membiayai hidup anda setiap bulan, atau bahkan cukup untuk membiayai hidup anda setiap tahun, maka bisnis nomor 2 adalah untuk hal yang lainnya, dengan begitulah banyak pedagang itu nabung secara gak sadar, karena bisnis 1 , dan bisnis 2, dimana bisnis 1 untuk operasional rumah tangga, bisnis nomor 2, untuk ditabung, atau untuk membuka bisnis ke 3, yang penting kalau bisnisnya sudah ada 5 macam, jangan untuk istri ke dua dan istri ke tiga, istri maksimal 1.

4. jika anda mengelola bisnis dengan baik, dan sudah berjalan dengan lama, uang 200 juta, bisa untuk penghasilan anda 10juta - 30 juta setiap bulannya, ditambah lagi, anda ditahun ke 3, uang 200 jt tersebut sudah kembali ketangan anda, untuk di bikin kan bisnis lainnya, disana lah orang mulai melihat anda sibuk,

5. inti dari bisnis adalah melayani, pelayanan, serta share, sehingga orang lain rela mengeluarkan uang untuk membayar jasa/ produk anda, disanalah sudah sewajarnya apabila anda lihat gedung2 tinggi di sudirman jakarta, ya mereka itu mempunyai services, core, organisasi, yang membuat orang memakai jasa mereka, membeli produk mereka, kunci nya adalah jual dan beli, lalu broker, hanya 3 itu saja.

6. kekuatan modal finansial yang tidak di dukung dengan keputusan yg jernih, serta support sdm didalamnya yang baik, dan management yg baik, hanya akan merusak dan memperkecil modal, alias modal bisa menyusut, so ? kalau anda melihat orang yg sudah berdagang, lama, dan akhirnya besar, bisa jadi karena pinjaman bank, suntikan dana , namun bisa jadi karena, dia mengelola bisnsi dan usahanya dengan baik, karena modal akan bertambah dengan sendirinya, seiring dengan profit yang disisihkan untuk di putar ke roda gila cashflow, percuma saja ditanam modal 1 milyar rupiah, ketika dikelola dengan buruk, bisa-bisa di balikin, tinggal bersisa 10 jt, namun lain hal dengan orang yg memulai dengan baik usaha di modal 10jt, bisa jadi 3-5 tahun berjalan sudah di angka 500jt bahkan lebih, karena pengelolaannya sangat baik. so apa yang anda pikirkan dengan usaha anda sekarang? .. membuat bola salju dari sisi cashflow adalah sangat penting dan erat kaitannya dengan pelayanan serta service.

7. banyak orang yg sdh berpengalaman dagang, dengan uang 10 jt mereka bisa ciptakan 2 jt setiap bulan, alias dengan cashflow 100 jt pun 20jt setiap bulan didapat, dan seterusnya, untuk itu lah apabila anda depositokan uang 1M anda di bank, itu hanya dapat sekitar 4 juta rupiah tiap bulan, uang anda tidak ada artinya di depositokan, . . dari sini lah orang mulai berusaha mencari akal, mengutak atik, cara-cara agar bisa jauh diatas angka deposito, apakah nama cara itu ? nama caranya , berdagang / berwiraswasta / berusaha , jadi mengusahakan yang belum ada.

8. Kesaktian-kesaktian roda usaha dan roda bisnis, perusahaan perusahaan besar, yang membuat lulusan S1 FG, menyerah dan langsung meng-apply job ke perusahaan multinasional, sebegitu mengerikannya idealisme dibunuh atau terbunuh , dan langsung menyerah, ya memang begitu, realistis dan cepat, dan ingat, itu lah saktinya modal yang unlimited, namun jika anda berusaha / berdagang , melihat kompetitor mempunyai cashflow dan modal yg kuat, jangan patah semangat, hukum bola salju adalah, modal 10 jt pun akan jadi modal 100jt, jika anda mengelola dengan benar, tetapi sebaliknya jika anda tanamkan 100jt, itu akan menjadi 10 jt, cepat atau lambat, selama pengaturan sdm , management anda buruk, karena yang namanya gaji karyawan, sewa kantor, operasional, dan sebagainya itu semua di biayai dari ujung tombak perusahaan yaitu penjualan. kembali lagi semua itu kembali ke jual beli dan calo.

9. Sibuk melihat , menakar, mengira2, berapa modal saingan saya, itu akan sangat membantu saingan anda untuk mengalahkan anda, tanpa perlu berbuat apa-apa ke anda, karena anda terlalu sibuk dengan lihat lihat tetangga, dan anda tidak paham dengan hukum bola salju, dimana bola salju itu adalah sesuatu perjuangan keras, melawan waktu, melawan zaman, melawan semuanya, sehingga menjadi besar. ditambah pula anda memperlihatkan secara gamblang kelemahan mental anda, kepada kompetitor anda, kelemahan mental lebih mahal harganya ketimbang kelemahan anda kekurangan modal usaha, karena mental itu ibarat bahan bakar sekelas avtur pesawat, sementara kelemaham modal itu ibarat bahan bakar minyak tanah, perbandingannya. toh kalau posisinya langsung dibalik ke anda, pun bisa jadi bukan profit yang anda dapat malah hutang yg anda dapat di akhir, karena, perbekalan amunisi terlalu cepat, tidak sebanding dengan kemampuan managerial dan softskill anda berkembang. (bodoh) lebih tepatnya.

10. orang jualan koran bekas, bisa naik haji, orang jualan bubur buka dari jam 6 sampai jam 12 malam, bisa nyekolahin anaknya sampai keluar negri, orang jualan keripik pedas, cemilan dan kudapan, sekarang usaha properti dimana2, orang jualan bawang goreng, dimasukan kedalam toples plastik, sekarang pegang supply ke 2 hotel, orang jualan rak kayu dan aneka display, sekarang supply ke toko2 besar seperti gramedia, toyskingdom, toyscity, orang jualan ..... orang jualan ...... orang jualan ....... bla bla bla bla bla, semua kembali ke mengelolanya, memanagenya, dan lihat background bagaimana segempalan tangan bola salju yang pada saat awal bisnisnya sekarang sudah menjadi sebesar meteor yang sangat besar, kalau lah jualan kuaci tidak menguntungkan, maka anda tidak bisa menemukan kuaci2 di supermarket, mau merek cap gajah, bunga matahari, dan lainnya,
so, jualan apakah anda ?....

11. Seberapa kuat anda ingin sama persis dengan kompetitor anda ? memangnya anda mesin foto kopi ?, tanggal lahir, jam , tempat dibesarkan saja sudah beda, muka aja udah beda, bagaimana bisa anda mau tumpek blek copas sama persis ? setiap manusia punya otak, akal, fikiran, ide, kreatifitas, emosional, gagasan yang berbeda2, anda cukup ambil saja garis besar di bagian paling belakangnya, apakah itu ? cetak saja skor skor an uang nantinya berapa, tanpa perlu sama persis dengan kompetitor anda. semua ada jalan dan gaya masing2, satu2 nya orang yg bisa mengcopas persis sama seperti contohnya adalah si owner atau foundernya sendiri., bukan orang lain seperti anda.

12. ada tersirat 1 sukses mematikan 10 lainnya, adapula tersirat, 1 sukses , 10 yang lainnya ikut terbawa sukses, tentunya apabila tidak ada konflik interest yang beradu didalamnya, pakai saja cara anda masing-masing dalam memperbesar bola salju, karena hukum tersirat ini, memang benar ada tapi terkecuali untuk yang punya jalan dan pintar jeli mengambil celah di antara tembok, dinding yang tebal.

13. usaha / dagang yg hebat itu yg mampu bertahan dekade demi dekade, bukan dilihat dari apa yg sudah anda pamerkan ke orang2 dekat sekitar anda dari usaha anda. percuma anda pamer2 tetapi usaha anda dijadikan sapi perah untuk glamour dan gaya hidup anda. masih adakah usaha anda di 10 tahun kedepan ?

14. anda teriak modal kecil, gak bisa gerak, gk ada modal, gk ada modal, yakin ketika ada modal anda bisa seperti yang anda lihat ? , penambahan modal berarti penambahan workload, penambahan jam kerja, penambahan effort, penambahan kesibukan, penambahan pelanggan, penambahan setoran, penambahan aktifitas, urus saja aktifitas modal anda yg 10 jutaan itu dulu (contoh). semua melalui tahapan, proses tangga demi tangga.

15. jangan pernah anda melihat gaya konglomerat, / anak konglomerat / orang besar membuka bisnis, yang langsung menggeolontorkan dana ratusan juta , milyaran bahkan puluhan miyar hingga ratusan, mereka itu sudah punya softskill, pengalaman, serta jangan lupa, itu mungkin bisnis mereka yang ke 10, dan sudah di perhitungkan oleh risk management, dan di analisis feasible studinya, serta kalau amsiong pun ada 9 pelor lagi, buat anda yang masih lahiran anak bisnis 1, 2 , ya anda sendiri donk yang turun tangan perhitungkan semuanya, lagipula justru mereka itu sudah memperhitungkan menggelontorkan dana 10 milyar untuk jadi si bola salju itu 50 milyar atau lebih, makanya sampai bayar orang untuk memperhitungkan segala sesuatunya agar tidak salah, tetap saja intinya perkembangan, pertambahan, pertumbuhan, pembesaran. mereka punya kepentingan untuk menghitung sedetil mungkin agar tidak menyusut 1 mili meter pun ketika bola salju itu di jalankan.

16. inti dari pengusaha, wiraswasta, pedagang, itu hampir2 sama, sama2 mengusahakan yang belum ada menjadi ada, apakah itu yang belum ada menjadi ada ? yaa gak usah basa basi mencla mencle, jelas lah cashflow, putarn uang, didalam roda gila permainan usaha, bisnis, dagang, aktifitas jualbeli itu lah,
dulu main di awal 1 juta, sekarang bisa gak bertumbuh jadi main di 10 juta, dulu main di 10 juta, bisa gak sekarang jadi main di 100juta, sekarang main di 100 juta, bisa gak besok main di 500 juta ? ... nah kalau anda main 100 jt, anda ambil yang menjadi hak anda 10-20 juta, sah toh ? sahhhhhhh.... belum ada saya dengar pengusaha itu dulu main 100 juta, sekarang dia maunya main 10 juta, bahkan dulu main 100 jt, sekarang main 100 jt aja, si pengusaha udah stress karena itu menyalahi hukum bola salju. dalam artian usaha nya stagnan. kalau diawal anda main 10 juta, di akhir malah hutang 10 juta, anda ini sedang mengusahakan apa toh ?.

masih percayakah anda terhadap hukum bola salju ?

Hanya Anda yang bisa menjawab pertanyaan itu sendiri sob

See You soon

Iwan Kenrianto

Credit to my special Coach ade habibie

Tunda kesenangan

copyright by iwan kenrianto
Keith J. Cunningham Berkata "Salah Satu Sebab Utama Kegagalan Investasi adalah INSTANT GRATIFICATION"

dan Pak Tung Desem Waringin Menyelaraskan  Jangan Lupa untuk Menunda Kesenangan Anda agar Sukses Di Raih Bisa Lebih Cepat....

Dan Saya menyimpulkan Berdasarkan Pengalaman Pribadi saya dan juga Artikel Dari Sobat BOR terbaik saya Kang Dewa Eka Prayoga beberapa waktu lalu Beliau Menuliskan.

Kalau memang belum sanggup beli Mobil, nggak usah maksa Leasing. Udah motoran aja...

Kalau memang belum sanggup beli Rumah, nggak usah maksa KPR. Udah ngontrak aja...

Kalau memang belum sanggup beli Kantor, nggak usah maksa Ngutang. Udah sewa aja...

Jangan pusing dengan penilaian orang. Pusinglah dengan nasibmu di masa depan jika itu semua kamu lakukan.

Kebanyakan masalah terjadi bukan karena Kebutuhan yang sudah tercukupi, melainkan karena KEINGINAN YANG TERLALU TINGGI tapi tidak terbeli

Kuncinya adalah: SABAR.

Tunda kesenangan. Tunda kesenangan. Tunda kesenangan.

Gaya hidup mewah tidak menunjukkan bahwa hidup kita Kaya. Justru itu semua menunjukkan bahwa kita Banyak Gaya.

Bukankah agama menganjurkan kita untuk tidak hidup dalam bermewah-mewahan?

Udah. Santai saja. Jika saat ini apa yang menjadi keinginanmu belum tercapai, jangan dipaksakan.

Sabarlah. Dan berjuanglah untuk mendapatkan dengan penuh kesabaran dan pengorbanan. Jangan mau instan.

Dan ini yang telah saya lakukan Secara Pribadi Sob.

Today saya lebih banyak menggunakan Uber / Grab / Gojek untuk kendaraan pribadi / kerja saya.

Kemana uang saya investasikan? Ke bisnis Properti dan Bisnis Franchise yang bisa Autopilot tanpa Saya.

Beberapa Tips Tindakan Delaying Gratification (Menunda Kesenangan) yang disimpulkan :

1. Pengin Beli Mobil? Alihkan ke Investasi, jika Ingin Beli Mobil Disewakan agar lebih menghasilkan bukan di taruh di GARASI

2. Kepingin Beli Rumah/Kantor Lebih Besar ? Alihkan ke Investasi buat Kost-kostan atau Virtual Office daripada Kebesaran tapi ga kepakai kenapa ga menghasilkan Uang Aja?

3. Hobi Gadget Maniak selalu beli yang terbaru? Kenapa ga Coba jualan Gadget / di pakai sebagai Food Blogger kameranya atau dijadikan mesin uang dengan Bisnis Online Pakai Gadget Kesayanganmu...

4. Suka Nongkrong dan Hangout? Alihkan ke Investasi bisnis Networking / mungkin buat kongkow Bisnis Komunitas biar lebih enak nongkrongnya dan bisa menghasilkan uang bukan hambur karena Life Style Doank.

5. Klo Emang Belum Mampu Bayar Karyawan ga usah Bangga di panggil Bos sama Karyawan daripada Gaji Karyawan Nunggak, kerjain sendiri aja ga usah Gengsi Sob. saya juga ngerjain semuanya sendiri sampai 2 tahun pertama baru perlahan nambah team di gudang dan lainnya.

Ingat Kata Om Donald Trump :

Jika Anda terlahir MISKIN, itu bukan Salah Anda, Tetapi Kalau Anda Meninggal tetapi MISKIN, itu adalah Salah Anda"

Apalagi kalau ninggalin Hutang ke keluarga Sob, mendingan Ninggalin Harta Warisan aja Sob.

Karena Akan Selalu Ada PENGALAMAN, Di Setiap PETUALANGAN....

Iwan Kenrianto
Bukan Motivator
Bukan Provokator
Cuman Pebisnis Yang Juga Pernah Tekor

Mijond dan Aladin

copyright by Michelle Jonny

Aku punya adik yg sifatnya persis kayak Aladin. Pemimpi. Kayak punya karpet terbang. Punya pengikut setia (si Onel) dan selera perempuannya ngga nanggung2 - putri raja.

Menurutnya, alasan dia sangat suka bercerita kepadaku adalah karena aku selalu punya pikiran Out Of The Box yg membuat dia Feel Better.
Dan saat dia menghadapi masalah, aku berfungsi sebagai garansi 'it's okay' selain orangtuanya.
Dia juga senang karena bebas dari judgmental yg biasanya didengar dari para senior.
Intinya, aku selalu bisa dia andalkan. Mengetahui ternyata begitu cara dia memandang aku, aku jadi senang.
*mendadak nyadar, klo dia Aladin, aku ya si Jin Biru. Kan Monkeynya Onel 😂😂😂😂

Suatu hari, dia bertanya ke aku tentang kemewahan. Kenapa dengan penghasilanku segitu, hidupku biasa2 aja? -- heran dia --

Jawabku gampang, "Aku orangnya kagak ribet. Trus ngga merasa bahagia dengan memiliki sesuatu. Aku cenderung bahagia dengan melakukan sesuatu. Apalagi kalau sesuatu itu bisa hidup di ingatan orang lain.
Penghargaan banget buat aku. Artinya waktu hidupku ngga sia2.

Coba kalau aku misalnya punya rumah dan mobil mewah 3 biji, ya..
Belum bersihinnya, belum perawatan, belum bayar pajak, belum lagi klo dia rusak atau ketabrak.
Kalau rumah, tiap taun mesti di cat, mesti ada sirkulasi, ujan bisa bocor, gempa bisa retak.
Trus kalau aku lagi keluar kota, mesti mikirin itu mobil, mesti mikirin rumah.
Kan, beban?

Nilai mobil itu terus menurun walau awalnya aku suka setengah mati. Itu delusiku aja kalau dia keren, mewah, merasa kalau duduk di dalam aku eksklusif. Padahal?
Di dalam kerumunan masyarakat sedunia, siapa yg peduli dengan kepemilikan kita?
Malah kebanyakan lebih nunggu kebangkrutan atau kegagalan kita, kan?

Trus tiap taun muncul seri mobil baru. Tiap taun ada desain rumah bagus. Kalau diikuti, selain ga habis, itu jadi bikin kita dikontrol keadaan.
Nah, aku ini jiwa bebasnya tinggi banget. Ga suka ribet2.

Ke manusia beda.
Semakin kamu memiliki hubungan yg baik, semakin tinggi nilai hidupmu. Kayak kita gini. Kamu bisa andalkan aku, aku bisa andalkan kamu.
Coba kalau pikiranku cuma ke harta, trus waktuku diribetin ngurus semuanya, kan kamu ga bisa, donk, punya Jin Biru lagi kayak aku?"

Si adek manggut2 senyum2.

"Kalau kita tua dan mati, apa yg kamu kenang dari aku? Rumahku? Mobilku? Atau perbuatanku selama hidup kepada kamu? Toh apapun yg aku miliki, ahli warisnya bukan kamu. Tp kalau aku punya waktu sharing ilmu sama kamu. Suatu hari kamu sukses karena mempraktekannya, yg senang kan semua orang. Termasuk aku. Itu rumah sama mobil selain ga bikin hepi, kerjaanya nyusahin aja.

Enakan nyobain kamar hotel satu2, ada segala fasilitas, ada yg bersiin, ga usah peduli ada pembantu atau ngga. Klo mobil, sesuka aku lah hari ini mau Alphard? Sewa aja. Besok mau Mercy? Sewa aja.

Ada pepatah gini, nih... doyan sate kambing, ga usah piara kambingnya."

Sambil senyum2 dia jawab, "Mudah2an aku lekas sampai ke pikiran yg serba bebas kayak gitu. Merdeka, ya, Ce?"

"Iya donk, kan Jin Dalam Botol. Ga usah gede2 rumahnya. Yg penting bisa selalu diandalkan saat ada yg perlu."

Apapun pilihan yg ada di dalam hidup ini, tentu saja kita bebas memilih. Kita bebas bermimpi.
Mimpiku sederhana sekali. Cuma ingin menjalani hidup ngga ribet, dan meninggal dengan damai tanpa beban duniawi yg ditinggalkan.
Kalau ramai yg bersedih karena kepergianku, ya. Anggep aja itu bonus.

Selasa, 20 Juni 2017

Kisah Mijond dan Nyonya Kaya

copyright by Michelle Jonny

Seorang teman mengatakan ada orang yg ngeFANS banget sama Mijond. Dia mau ketemu.
Dan seperti biasa, aku cuma menyarankan agar mengikuti tulisanku di FB saja. Karena aku bukan org yg menyenangkan utk ngobrol.

Gosip? Tidak. Mau tau urusan org? Tidak. Pendengar yg baik? Juga bukan.
Aku percaya Jodoh. Kalau sudah waktunya, kita akan bertemu juga. Entah di jalan, dimana saja (termasuk dalam mimpi) hahahahaha

Tapi karena jodoh (atau keinginan dia bertemu saya sangat kuat) akhirnya kami ketemu juga.
Si istri orang kaya yg tiap hari duduk di mobil mewah dengan kap terbuka ala ala BETMEN.
Rumahnya mewah, megah, pembantu ada dimana2. Setelah curhat, ternyata dia ngga bahagia.
😢😢😢😢😢

Menurut dia. Apa yg suaminya miliki hari ini memang dari tangan kosong. Awalnya ia hanya pialang saham, sekarang punya perusahaan sendiri. Keluarga mereka yg mewah, rasanya hampa karena tingkat individualismenya tinggi banget.
Suaminya sering marah2 di depan anak2 sehingga walau anak2 mau membela ibunya, mereka sadar itu bisa bikin ayahnya makin emosi. Akhirnya si anak lebih suka mengurung diri di kamar atau pergi sama teman2 (kecuali yg kecil - masih bisa diajak jalan2 sama Mamanya)

Menurutku, si ibu ini cantik banget dan wajahnya bening kayak porselen. Sekilas kayak usia 30 padahal sudah hampir 50. Meski ngga punya FB, tapi di instagram, fotonya ngalah2in ABG - apalagi saya yg ga ada seujung kukunya. 😂😂😂😂😂😂
Tapi suaminya jarang 'nyentuh' dia. Padahal dia merasa masih sangat cinta sama si suami. Makanya dia ga mau cerai. Ia berharap mudah2an suatu hari suaminya sadar, katanya.

"Memang kadang apa yg kita banggakan dari seorang Pria bisa jadi hal yg sama yg menyakiti kita," kataku.
Pekerja keras baik, tapi kalau sampai lupa keluarga? Ngapain nikah?

"Ajarin saya meditasi, Miselle..," katanya dan segera saya bagi beberapa metode utk dicoba.
Saya juga katakan padanya yg beragama Nasrani, lakukanlah hal2 baik sesuai amanat dari kitab suci.
Seperti beramal, berpuasa, melayani sesama, dan menyayangi orangtua.

"Saya merasa hidup saya sia2," katanya.
"Orang lihat saya mewah, padahal saya ga bisa bahagia. Saya mencoba bersyukur dalam doa. Tapi mentok ke pertanyaan, 'apa sih yg mesti disyukuri'?" Kisahnya.

"Pikiran manusia itu kalau tidak dilatih, pasti larinya selalu ke negatif. Itu sudah dari sananya. Ibarat kata, ada orang yg mencari kacamata kemana2 tau2 ada di atas kepalanya. Ia bingung. Dunia terlihat buram dan dia ngga senang karena ngga bisa nonton, ngga bisa baca, ngga bisa nyetir.
Sampai ada yg bilang, itu loh kacamatamu ada di atas kepala," kataku.

"Coba cari pusat yg positif selain suamimu, dan ganti fokus kesana. Hal2 baik seperti membantu orang lain. Banyak org yg suaminya terlalu ngatur sampai tidak bisa merasa bebas. Kamu merasa dicuekin, tapi bahasa positifnya: diberi kebebasan.
Banyak org yg mau berbuat baik, ga punya waktu, tenaga dan uang.
Kamu punya segalanya. Kenapa ngga dimanfaatkan? Apa bisa ini semua dibawa mati?
Banyak org yg anak2nya terkena jeratan narkoba. Anakmu tidak. Padahal bisa2 aja beli dan ikut2an.
Kan mesti disyukuri. Terutama kamu cantik dan sehat. Apalagi?"

Ingin saya berkata, 'situ sering copas caption2 bijak di instagram di bawah foto2 cetar. Kenapa ga diaplikasikan?' 😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂

Sampai cerita ini diturunkan, kami sudah jadi sahabat sekitar 6 bulanan.
Banyak momen yg dia share sekarang berupa foto2 kemanusiaan dan pelayanan.
Ia juga rutin meditasi dan yoga, untungnya anak perempuannya yg besar mau ikut pola hidup mamanya juga. Bahkan si anak tanya, "Cici Micel, klo ada kegiatan ngajar anak2 gak mampu, aku mau ikut juga, ya," katanya dan segera kuiyakan.

Waktu, tenaga, dan kesehatan adalah kekayaan sesungguhnya.
Aku turut senang mereka akhirnya menemukan kebahagiaan.
Ternyata tujuan kita adalah BAHAGIA dan orang2 sering salah kaprah.

Bila waktu, tenaga, dan kesehatan bisa kita tukar dengan memberi kebahagiaan pada orang lain (tanpa mengorbankan kebahagiaan diri sendiri) artinya kita sudah kaya raya!
Lebih beruntung dari mereka yg tidur di rumah mewah tapi ga enak makan, ga enak tidur.
Enak makan, enak tidur, sebelum mati yg diwariskan adalah ilmu dan kebijaksanaan. Itulah yg diinginkan si ibu kaya.

Dan Mijond hanya mendengarkan kebahagiaan yg sekarang ia ceritakan.
- mari berdayakan waktu dan tenaga kita utk berbahagia -