copyright by Michelle Jonny
Emosi itu wajar, kita semua bisa marah.
Tapi kalau setelah marah, kita menyakiti perasaan orang yg kita begitu menyayangi kita, apa artinya?
Pernah saya berpacaran dengan seorang Hercules, yg awalnya sangat membela saya dan selalu melawan siapapun yg menjadi musuh saya.
Sampai suatu hari, saya memiliki pandangan bersebrangan dengannya. Ia mulai menghina status saya yg 'janda' dan mendiskreditkan saya seolah saya ini dipungut dari Tong Sampah dan dialah penyelamat saya. I can't believe that but it happened tho.
Tidak menunggu besok, saya segera memutuskan hubungan dengannya saat itu juga dan terus berjalan tanpa menoleh ke masa lalu kami. Saya memutuskan utk tidak berperang.
Tapi sebagai penghargaan saya atas jiwa dan raga ini, saya wajib melindungi diri saya sendiri. Dan membawanya jauh2 dari hal2 yg tidak menguntungkan. I'm not a tree, by the way.
Saya terlalu berharga utk dicaci maki.
Orangtua saya melahirkan saya lengkap tanpa kurang akal. Manusia seperti dia, tak ada gunanya dipertahankan, seberapa besarpun menggairahkannya kebersamaan kami. Dia tidak akan berubah dengan mudah, dan nampaknya buang2 waktu saja kalau harus berputar dalam siklus baikan - bertengkar yg selalu sama. 'Emang gue ga punya kerjaan?' Begitu pikirku.
Saya pernah melahirkan seorang anak, dan direnggut paksa. Meski berat, tapi toh hari ini saya baik2 saja.
Lepas dari dia, saya memantaskan diri utk hidup yg lebih baik. Perasaan yg senang itu bisa DICIPTAKAN.
Ada syarat utk merasa sedih: kamu tinggal membungkuk, menangis, jangan keluar kamar, dan kenang saja semua yg berjalan tak sesuai harapan, sesali itu, dan dengarlah lagu2 cengeng yg membuatmu CRAVING utk kembali bersamanya. Welcome to the living hell.
Sebaliknya, ada syarat utk merasa senang: jalan tegak, berdandan yg rapi, keluar, kemana saja, bantu orang2 yg membutuhkan, tersenyumlah setelah melakukannya, banyak2 tersenyum, banyak2 ngobrol, banyak bergaul, sadari kalau di yg menyakitimu hanya 1 dari jutaan orang, masih banyak yg baik dan penuh cinta. Rapikan tempat tidurmu, penuhi kamar dengan aroma dg aroma kesukaanmu, dan cintai dirimu sendiri. Do whatever makes you happy.
Welcome to the world..
Namun, bagaimanapun, saya selalu berpikir, selama dia manusia, pasti dia juga punya rasa cinta.
Hanya saya, mungkin dia tidak pernah merasakannya. Tidak pernah merasakan dimaafkan, dimengerti, tidak ada pengalaman yg menyenangkan dalam hidupnya.
Sedari kecil ia selalu disalahkan. Karena itu dia tidak tau caranya mengasihi.
Walaupun itu suami, istri, anak, saudara, kala EGONYA di trigger oleh rasa 'disudutkan' maka ia akan bereaksi menyalahkan orang lain.
People cannot be taught. Manusia itu tidak bisa diajari.
Tapi mereka lekas menyerap dan meniru apa yg dilakukan orang2 yg disukainya.
Cara termudah utk mempengaruhi orang lain adalah dengan membuktikan kalau apa yg kamu bicarakan, benar2 membawa kebahagiaan. Buat mereka melihat, mendengar, dan berpikir.
Orang yg kejam pun bisa jadi pemaaf bila dia meniru kedamaian seorang pertapa.
Pemakai narkoba pun bisa bertobat bila dia sudi utk meniru gaya hidup sehat seseorang yg disukainya sepenuh hati.
Saya juga adalah orang yg keras hati sejak lahir. Itu tidak aneh karena EMOSI lebih mudah diikuti daripada dikendalikan. Kesenangan lebih mudah dipenuhi daripada ditunda.
Sampai akhirnya saya menjadi sangat rendah dan harus menerima kebaikan orang lain utk terus bersekolah (lewat beasiswa)
Dan kesombongan saya runtuh setelah menerima sepiring nasi (selama berbulan) dari seorang PSK.
Kelicikan saya padam saat saya dimaafkan atas perbuatan saya yg jelas2 merugikan orang tsbt.
Kemalasan saya hilang saat saya mendapat penghargaan atas hasil karya saya.
Saya banyak belajar.
Saya saja, semakin diatur, semakin melawan.
Semakin ditekan, semakin berontak.
Kalau saya seperti itu, maka orang lain juga sama. Karena kita semua manusia.
Tidak mungkin dengan saya hina, dia bisa berubah jadi lebih baik.
Tidak mungkin dengan saya pukul, dia bisa mengerti.
Tidak mungkin dengan saya marahi, dia bisa jadi pintar.
As a woman, saya merasa ngga butuh Hercules utk menjadi jaminan kebahagiaan kita seumur hidup. Bila kita benar mencintai seseorang, kita harus membebaskannya. Walau jalan yg dia pilih adalah dengan meninggalkan kita. Menunjuk kesalahan tidak akan menyadarkan. Ia malah semakin mempertahankan kesalahannya itu.
Saat saya meninggalkannya, dia terus bertanya Apa salahnya? Mengapa saya ngga bisa memaafkannya?
Saya jawab, saya sudah memaafkanmu. Saya tidak marah.
Hanya saja, apa yg saya butuhkan, kamu tak punya. Dan apa yg kamu cari, aku tak ada.
Hubungan itu seharusnya saling mengisi, bukan saling mengoreksi.
Mungkin kamu berubah, tapi biarlah itu jadi rejeki org setelah saya. Karena waktu ngga nunggu saya. Semakin pahit hidup ini, semakin sulit saya menjalaninya. Toh saya bukan ibu kamu yg wajib hidup demi dirimu. Berkoban utkmu.
Saya juga punya keluarga yg memerlukan saya, ada seorang anak yg ketika dewasa akan bangga bila ibunya tidak salah pilih jalan. Bahagia.
Hercules harus ada di jaman perang. Peperangan memerlukannya.
Wanita lemah memerlukannya utk dilindungi, ditopang, dan dilindungi dalam sangkar.
Tapi seorang perempuan biasa seperti saya, cukup bahagia bila diberi ruang yg bebas dari kekerasan.
Dalam dunia saya, peperangan itu sudah selesai.
Kalau cuma untuk makan dan menjalani hidup, gak usah Hercules segala. Sendirian aja saya masih sanggup. Kaki tangan saya disuruh kerja 18 jam sehari, masih belum ngeluh kesemutan dan mereka tidak pernah memaki saya.
Finn.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar