Senin, 26 Juni 2017

HARAPAN

copyright by Michelle Jonny

"Ci, apa yg cici lakukan pada orang yg membenci Cici?" Tanya seorang anak muda, Budi namanya -- pada saya.

Sebenarnya saya ingin langsung jawab, "Maafkan, lupakan, dan terus berjalan.."
Tapi saya tetap berbagi sebuah ide. Ide tentang Kotak Pandora.
Pandora adalah seorang gadis dalam mitologi Yunani yg sangat cantik smp bikin seorang dewa kesengsem padanya dan menikahinya.

Pandora memiliki arti harfiah HADIAH BESAR.
Saat Pandora dan si dewa menikah, para dewa lain memberikan sebuah kotak dan diberi nama Kotak Pandora. Tapi, disertai pesan utk tidak membukanya
(aneh banget -- ngasih hadiah tapi ga bole dibuka 😂😂😂😂😂😂 -- kagak niat nih kayaknya)

Karena manusia sejak jaman purba uda kepo dan penasaran, dibukalah kotak itu.
Ternyata isinya adalah segala keburukan yg ada di jagad raya; masa tua, rasa sakit, kegilaan, wabah penyakit, keserakahan, pencurian, dusta, cemburu, kelaparan, dan berbagai malapetaka lainnya (lebih aneh lagi, ngasih hadiah koq yg buruk 😝😝😝😝)

Semua keburukan itu menyebar ke seluruh dunia dan menjangkiti umat manusia. Pandora sangat terkejut dan menyesal atas apa yang telah dilakukannya. Dia kemudian melihat ke dalam kotak dan menyadari bahwa ternyata masih ada satu hal lagi yang tersisa di sana, yaitu HARAPAN.

Saya tidak pernah meremehkan, membenci, atau mendiskreditkan seseorang yg pada akhirnya mesti berpisah jalan dengan saya. Baik itu mantan, teman, rekan, karyawan.
Kita tidak boleh sampai kehilangan satu2nya hadiah yg tersimpan dalam hati kita: HARAPAN.
Semua orang saling mengenal lalu memutuskan utk bersama/bekerja sama setelah kesengsem satu sama lain.

Namun saat gesekan ego terjadi, mulailah segala yg ada di kotak pandora itu menjangkiti otaknya.
Memecah belah, membuat kedua belah pihak bingung antara senang dan menderita bersamaan.
Saat kita berseteru, semua pihak adalah benar. Masalahnya, tidak semua pendapat bisa dibenarkan.

Dalam hubungan yg lebih intim dan mudah dijelaskan, saya selalu berharap pasangan saya bisa menjadi apa yg saya inginkan. Karakter saya.
Kalau ada yg tidak disukai, katakan, jangan dipendam.
Kalau ada pendapat yg bersebrangan, jembatani, diskusikan.

Kalau memang sedang emosi, oke fine, silakan.
Tapi jangan mengeluarkan sumpah serapah dan jangan pula menghina, merendahkan, atau mempermalukan pasangan. Toh waktu mesra2an yg dingomongin kan yg baik2nya?
Kenapa kalau marah2 semuanya malah didustakan?

Layaknya badai, ombak, dan bencana, semua pasti berlalu.
Namun, berapa banyak waktu dan tenaga yg diperlukan utk memperbaiki kerusakan yg ditimbulkan karena semua itu?
Apa sih salahnya, saat kemarahan datang, sadari dan jangan mengatakan atau melakukan perbuatan yg akan disesali di kemudian hari?

Sayangnya, TIDAK SEMUA menganggap ini ide yg baik.
Ada yg lebih senang diam, berkonflik, memaki2, dan memaksa pokoknya jempol saya harus masuk ke lubang jarum! Meski saya berdarah2? Ga peduli!
Pokoknya harus! Karena ini perintah! Sementara cinta tidak memerintah. Cinta memelihara.
Saya harus terima kenyataan, kalau keinginan saya (meskipun baik) tidak bisa dipaksakan.

Saya berikan Budi suatu contoh.
Mantan saya, kalau ngamuk, bukan cuma menghina dan merendahkan namun juga memukul dan meninggalkan saya untuk merasakan kesedihan yg lebih dalam, lama, dan kesepian.

Akhirnya saya sadar, saat seorang laki2 yg lain, mengatakan itu semua tidak wajar.
Karena layaknya kita mencintai seseorang, kita tak mungkin tega melihatnya sedih, menderita, dan tenggelam dalam kesepian.
Ya, benar juga. Berarti, mantan saya itu, ngga cinta donk sama saya. Saya aja yg keGeEran.
Tapi dia juga gak melepaskan saya. Akhirnya saya paham, saya cuma jadi ketergantungan bukan kesayangan.

Saya pun ngga menyalahkan dia, karena saya yakin, dia akan berubah jadi laki2 yg sabar, setia, dan tidak suka ngamuk saat bertemu wanita yg dia cintai. Itu keyakinan saya. Itu harapan saya.
Kalau saya hanya menjadi sebab dari kemarahan seseorang, biarlah perpisahan yg memadamkan.

Memaafkan memiliki arti yg lebih dalam dari sekedar kedamaian.
Memaafkan adalah harapan kita kepada siapapun dia, termasuk musuh kita. Untuk menjadi orany yg lebih baik lagi nantinya. Memaafkan adalah cara saya satu2nya menikmati keindahan yg tersisa setelah setiap sudut hati manusia sudah dijejali keserakahan, kebencian, dan kesombongan.

Dengan memaafkan, setidaknya dunia menjadi lebih ringan.
Akan muncul kisah lebih njelimet dalam hidup kita ketika akhirnya kita bertemu orang yg baik hatinya tapi kalau ia merasa disakiti, pintu maaf dan toleransinya sulit terbuka.
Apapun nasehat yg saya berikan, jawaban darinya cuma, "Saya belum sampai di level kamu."

Aha!
Saya pun merasa sangat terberkahi. Ternyata memaafkan dan tersenyum, hanya bisa dilakukan orang2 berlevel tinggi. Mereka menilai saya setinggi itu!
Padahal membeli hati yg lapang itu mudah banget bila dibandingkan membeli tanah 10 hektar di area paling strategis.
Murah dan mudah!
Cukup senyum saja. Cukup berkata baik tentang mereka yg membenci Anda.
Hati ini akan ringan dan ekspand dengan sendrinya.

Saya tidak pernah kehilangan harapan pada seseorang yg demikian kejam dan tidak adilnya menyakiti, menghina sampai ke kakek nenek moyang dan 7 turunan ke depan. Kemudian meninggalkan saya untuk kesepian, setelah sebelumnya sempat meludahi dan mengatakan, "Sukur lu! Biar tau rasa! Siapa suru ngga ikutin kemauan gue!"
* Saya tetap berkeyakinan, ia adalah orang baik yg akan sukses di masa depannya, sayangnya yg ia perlukan -- bukan saya.

Saya hanya bertanggung jawab pada kemajuan batin saya sendiri, dan pasti akan ada org yg cocok dengan saya nanti. Tahu apa yg kira2 menyakiti saya, akan dia hindari.
Itu harapan saya. Satu2nya yg tersisa.
😊😊😊😊😊😊😊
****

Budi mengangguk, paham.
Sekarang dia sudah tau, cara membalas dendam terbaik adalah dengan memaafkan.
Karena tidak semua orang bisa melakukannya.
Ini adalah HADIAH BESAR yg istimewa.

Selamat merayakan hari kemenangan
Bukan menang mengalahkan sesama
Tapi menang atas kebatilan yg dikandung badan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar