copyright Michelle Jonny
Sebenarnya, sebelum jaman FB, Miselle (belum plus Jonny) sudah ngeHitz offline, karena orang2 berpikir bahwa talentaku tidak biasa. Awalnya saya pun ngga ngerti, apa yg kulihat dan kurasa.
Namun, pelan2 waktu membuatku menyadarinya.
Talenta ibarat 2 mata pedang.
Bisa menjadi anugerah, bisa menjadi masalah. Tergantung bagaimana kita menyikapinya.
Bila ia adalah anugerah, seharusnya ia membuat kita bahagia -- kita mampu memanfaatkannya
Namun, bila talenta ini yg memanfaatkan kita, akhirnya banyak waktu yg sia2 hanya utk hal2 gak berguna.
Di suatu titik, saya sosok yg terpelajar dan menganggap mistik is bullshit, menolak kehadiran talenta yg ada dalam diri saya. Segala seminar yg bertolak belakang dengan apa yg saya alami, saya ikut.
Namun, setiap menyelesaikan seminar, saya merasa ngga nyaman.
Gimana mau nyaman, wong di dalam saya merasa terus 'kesindir' dan kayaknya mesti cepet cari RSJ terdekat. Terus terang, saya malu dan terbebani dengan predikat 'dukun' seperti yg orang2 kenal.
Kesurupan, rejeki seret, keluarga bermasalah, cari saya. Padahal saya takut.
😝😝😝😝😝😝
Saya merasa, pasti ada yg bisa dijelaskan secara ilmiah (dan akhirnya benar saya paham sendiri sekarang) -- ngga mungkin aku balik2 lagi ke jaman nyembah batu dan pohon, kan?
😂😂😂😂😂😂
Guruku menasehati, "Apapun yg muncul dalam pikiran saat kamu sadar, apakah itu vision, apakah itu ilusi, renungkan:
1. Apakah ini bila diungkapkan, membebaskan seseorang dari keserakahan, kebencian, dan kesombongan?
Bila tidak, lupakan.
2. Apakah ini penting sekali dan tanpa kamu ungkap, dia bisa menderita?
Kalau iya, segera katakan dengan tegas.
3. Apakah ini menginspirasi dan membuat pikirannya lebih bijaksana?
Kalau tidak, lebih baik diam.
Saat kamu bermeditasi, beda cerita.
Siapapun - apapun yg datang ke dalam pikiran, abaikan. Karena bukan itu tujuan kita meditasi.
Tujuan kita adalah utk mempersiapkan batin agar selalu netral menjalani kehidupan.
Ada yg mati, oke.
Ada yg datang, oke.
Ada yg pergi. Bye.
Life, is just like that.
Sakti. Bisa melintasi waktu, bisa membaca pikiran, untuk apa?
Bikin kamu stress kan malahan? Itu bukan tujuan kita. Biarkan dia berlalu.
Saat kita meditasi, ibaratnya kita ada di dalam mobil menuju ke JAKARTA.
Di sepanjang jalan, kita hanya boleh melihat 'bayangan' dan sesekali menikmati pemandangan, tapi tidak turun dan menunda perjalanan kita ke Jakarta.
Kalau tiap kali liat tukang makanan, tukang jual oleh2, toko2 tas, kita turun dan pecicilan, kapan sampainya?"
Saya pun berhenti bergumul dan tidak mengikuti kelas2 yg sepertinya membuat saya menipu diri sendiri.
Mereka menjelaskan dari sudut pandang mereka. Tentang energi dan bahasa2 keren seperti quantum, vortex, dll. Ada penjelasannya memang, but they're not walking in my shoes.
They might never seen what i've seen.
We are all human -- never stop processing dan cara berproses itu beda2.
Akhirnya sungguh, jalan keluarnya saya temukan hanya dengan meditasi.
Apa yg saya alami (bukan cuma lihat dan dengar dari org) saya catat. Saya rumuskan.
Dan ada beberapa kode persamaan dari beberapa fenomena. Ini bisa diaplikasikan ke banyak sekali bidang. Tak perlu agama, doa, atau mantra.
Dengan kehadiran Guru Modern seperti Pak Profesor Pembimbing, vision and science bisa menjadi sesuatu yg lebih bermanfaat tanpa menguras waktu dan tenaga saya.
Bisa jadi lebih canggih dan mengikuti jaman tanpa meninggalkan essensi alaminya.
Salah satunya produk2 Sagha dan perekrutan Distributornya.
Saya tidak berhati2. Saya hanya menghargai setiap jodoh yg saya pilih utk masuk bersama kami.
Talenta ini telah menjadi anugerah dan tidak lagi membuatku lelah seperti dulu.
Mematahkan semua mitos, salah satunya: orang berkemampuan khusus tidak bisa menolong dirinya sendiri.
Bisa.
Asal mereka mau memeriksa batinnya dan bukan termanipulasi pujian dari org2 di sekitarnya.
Mereka akan pergi paling duluan saat kamu lelah.
Menyadari setiap orang memiliki lintasan hidup, dan batasan yg mesti dia lampaui sendiri tanpa perlu campur tanganku.
Urusanku adalah memeriksa batinku saja.
Apakah ada benci, serakah, sombong di dalamnya?
Yg datang, oke, terimakasih.
Yg pergi, oke, baibai...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar