copy dr "michelle jonny" (sagha founder)
LIFE ?
It's just like that..
Meski ngga semua orang, tapi kebanyakan orang ngga ada yg menolak untuk menjadi orang kaya dan memiliki passive income.
Aku pun dulu juga begitu..
Sebagai anak kota yg ditempa dengan gaya individualis, kayaknya penting banget untuk LEKAS SUKSES MAPAN dan BERJAYA di masa muda.
Umur 30 itu kebayang uda tua bangka bagiku yg menginjak usia 15 tahun.
Seorang temanku berkata, bila hidupmu makin sulit, berarti kamu berjalan ke arah yg salah.
Ibarat kamu mau ke Tugu Monas yg ada di Jakarta, tapi kamu pakai peta Ambon. Bukan cuma ga bakal nyampe, tapi juga bakal menemukan banyak hal diluar bayangan - karena salah jalan.
Banyak orang akan menasehati kamu saat kamu salah jalan. Berhenti. Jangan gitu, itu salah. Sebaiknya kamu gini gini gini. Gitu gitu gitu. Tapi EGO dan KESOMBONGAN selalu menarik kita mundur 10 langkah dari tujuan mencapai sukses.
"Halah! Gue lebih tau! Solusi loe tuh ngga guna! Buktinya, idup loe aja susah,," dan lain sebagainya.
Kesombongan selalu melahirkan anak bernama PEMBENARAN. Dan semakin kita merasa benar, semakin jauh pula kita dari apa yg dicita2kan.
Sama aku dulu ya gitu.
Dari bayi, aku uda disanjung2 sebagai bayi cerdas. Sebagai pelajar pun cemerlang.
Karena OverPD yg tinggi, bukannya aku sukses malah kesandung dan JATUH Ke JURANG.
Guru2ku saat di SMA, walau mengetahui aku sudah hamil, tapi mereka ngga berani DO aku karena terlalu sayang. Pedih hatiku kalau mengingat masa2 itu. Mereka malah membebaskan aku dari tugas piket dan memilihku sebagai P3K saat upacara bendera (biar bisa duduk di UKS dan ga pingsan klo berdiri kelamaan) -- tapi akunya malah mendengarkan umpatan mantan dan menganggap Guru2 itu musuh yg menghalangi cita2ku balas dendam ke Daddy.
😢😢😢
...waktu berlalu, aku bertemu GURU, dan aku berusaha banget mengoreksi semua kotoran batin (sombong, serakah, iri, baperan) dan berusaha menjadi orang yg baru.
Kotoran batin ga ada gunanya dipelihara karena bikin aku mundur 10 langkah dari kesuksesan - prinsip.
Tapi, ternyata aku belum dapat membersihkannya 100%
Brand Avaloka berdiri, namaku di mediasosial tiba2 ngambang dan mendapat pengakuan.
Eh, koq hasil penjualan ngga sesuai harapan? Kesehatanku juga menurun, dan masalah rumah tangga semakin meruncing. Bagiku, KoJonny egois - ngga mau istri mencapai cita2 berkarier.
Sebaliknya, bagi KoJonny - aku yg egois karena mementingkan 'org lain' dan karier ketimbang keluarga.
Akhirnya, semua uang yg kudapatkan di Avaloka - harus kuhabiskan dengan membedah kepala (radang otak yg sudah pulih jadi kumat dan merusak sistem saraf)
Merasa malu pada suami, aku ngga mau dia melihatku dibedah dan kugunakan uang pribadiku utk memperbaiki tubuh.
Aku masuk kamar operasi dari jam 5 sore dan selesai jam 1 dini hari.
Selama operasi berlangsung, aku dalam keadaan sadar karena dokter menginginkan aku melaporkan setiap rasa dan kudengar kepalaku dipotong, digerinda, dibor, dan ditempel kembali kulitnya menggunakan laser sehingga bau daging terbakar dan rasa hangat2 panas menjalar.
Rasanya?
Ga usah dibayangkan. Takut mati? Ada. Takut sakit sampai mati? Ada.
Meja operasi adalah ziarah sekaligus cermin kaca benggala yg membuatku sadar.
"Siapa wanita terbaik di dunia?"
Jawabannya; ngga penting. Bagaimanapun terkenalnya seseorang, ia akan segera dilupakan dan hal yg terpentiny bukanlah 'dikenal' tapi berbahagia dengan 'orang2 yg mengenalnya'
Aku semakin sadar, bahwa selama ini aku salah jalan, ketika akhirnya kutemukan hanya suami dan keluargaku yg bertahan menemani.
Aku yg egois mementingkan 'orang lain' akhirnya ditinggalkan orang2 yg kuanggap penting itu.
- dengan segala alasan - yang bukan demi kebaikanku
Namun saat aku begitu galak, pemarah, dan mengatakan berkali2 pada suamiku "Jangan ganggu aku! Jangan ikut campur urusanku!" - justru dia tidak pernah berhenti memperhatikanku dan menjagaku dari hal2 yg tidak terlihat olehku. Dia bagai guru2 SMA yg terus melindungiku walau Mantanku terus 'ngompor' utk membenci mereka.
Dalam masa penyembuhan, kedua mataku ditutup untuk 3 hari.
Aku banyak menghabiskan waktu utk merenungkan kehidupan. Selama ini aku merasa membantu orang adalah hal yg baik. Gapapa sampai habis2an pun rela asal demi kebaikan mereka.
Tapi saat aku begini, sepertinya aku pun memiliki kebutuhan untuk dibantu. Aku sangat bersyukur, suamiku selalu memberi bantuan itu.
Sepulang dari penyembuhan, aku meminta maaf pada KoJOnny dan disambut dengan lapang dada.
Aku janji (pada diri sendiri) tidak akan merendahkan dan akan selalu mendengar nasehatnya.
Bila menurutku itu tidak tepat, aku akan menyampaikan aspirasi dengan sopan, tidak berapi2.
Dia akan selalu yg utama seperti dia mengutamakan aku sepanjang waktu.
Berdua, kami mendirikan Sagha (artinya; perjalanan menuju kebaikan) dan niat baik ini mengundang orang2 baik untuk membantu.
Mei, 2017
Sebuah penanda kalau aku benar sudah di jalan yg benar, bersama orang yg tepat.
Tandanya, cita2 terkabul.
Hidup minim masalah. Hati selalu lega dan bahagia.
Sebagai sedikit hadiah, aku menggelar persembahan 1 bulan merayakan ultah KoJonny.
Aku mengundang GURU Pujaannya. Kami menggelar retreat non profit dimana kami bertemu banyak sahabat baru.
Kami juga membeli sebuah rumah berkamar 7 (lucky seven!!) sebagai sarana meditasi.
Kami meraih kebebasan finansial di usia relatif muda karena orang2 terpercaya mendukung kami utk berbahagia.
But..
Setelah segalanya selesai, aku merapikan gedung usai pesta.
Rasa yg aneh - kusebut pencerahan - menyelinap ke dalam hati.
"Tak ada pesta yg tak berakhir.."
Kemarin semua orang datang dan meramaikan pesta kami yg bertepatan dengan hari Waisak.
Sekarang, di gedung ini, hanya ada aku sendiri.
Siapapun, akan pergi meninggalkanku. Baik atau buruk, tetap ujung2nya aku akan sendirian.
Tapi kali ini aku ngerti banget bagaimana cara menjalani hidup.
Kepada yg telah datang dan pergi, terimakasih utk segala memori.
Kepada yg masih tinggal, akan kuberikan yg terbaik untuk kalian.
Kepada yg akan datang, aku siap..
Intinya, jika kamu ingin bahagia, gak perlu menjalani hidup yg begitu penuh gejolak.
Anggep ajaa aku bantu kamu menghemat waktu.
Ngga usah terlalu serius menggapai apa yg kejauhan dengan berkoalisi dengan org2 yg datang hanya karena 'uang' atau 'bisnis'
Mereka akan meninggalkamu paling dulu.
Lebih serius memaksimalkan makna dari suatu hubungan non profit dimana kamu bisa menukar waktu dengan kebahagiaan tanpa membahas soal uang sama sekali.
Mereka tetap akan meninggalkanmu. Tentu saja.
Tapi mereka akan selalu menyimpan kenangan baik tentangmu sebagaimana kamu juga begitu.
Ujung2nya?
Apa itu kesuksesan bagiku, hari ini?
Sukses adalah sehat dan bahagia.
Life..
It's just like that,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar